Rindu Hujan

Tanah mulai retak-retak, sebagian tanamanku mulai layu ketika siang hari. Yup, apalagi siang ini udara sepertinya kurang bersahabat denganku. Walau sudah pakai kipas angin tetap saja tetesan air dari tubuh membuat bajuku semakin basah dan mempbyai baru yan sriwiiing hihihiii..cukuplah buat aku cium sendiri biar orang lain tak usah ikut menikmati.

Masih browsing dan baca-baca lewat PC,karena mau tidur pun rasanya tak nyaman. Hawa panas serasa membakar hingga kepala.Sambil menunggu anak mbarep yang sedang belajar karena besok UTS. Aku berusaha ingin lepaskan rindu dengan hujan di rumahku.

Walau terkadang hujan membuat sedikit masalah di rumahku, tapi tetesan air yang tumpah dari langit selalu kurindu. Bau basah tanah yang khas, serta butiran air yang masih tertinggal di daun-daun tanamanku selalu aku rindu dan aku nantikan.Diantara suntuk dan nggak tahu mau lanjutkan nuliskan apa di bab - bab berikutnya calon tulisanku, aku rindu suara hujan.

Hujan hempaskanlah aku dan mainkanlah tubuhku dengan airmu.
Daunku telah meranggas
Tanahku sudah retak
Semua membentuk kotak-kotak bagaikan paving namun kuinjak ternyata tanah mengeing hampir retak
Hujan segeralah kau basahi tanahku
Kau isi lagi sumurku
Tapi aku tak mau kiriman air bahmu
Aku ingin hujan yang bermanfaat
Tanpa angin dan suara petir
Setiap akan hujan, puting beliung datang.
Aku tak mau itu.
Lekas basahilah tanahku
Buatlah bau yang khas itu
Hujan datanglah



No comments:

Post a Comment