Galantine

Percobaan Galantine isi puyuh

Galantin isi telur puyuh

Bahan-bahan yang dibutuhkan: 
~daging sapi 250 gram dicincang atau diblender
~Telur ayam 1 butir
~Tepung roti 4 sendok makan
~ garam, secukupnya
~Merica bubuk  2 sendok teh
~gula pasir secukupnya sebagai pengganti penyedap
~Telur puyuh atau sosis untuk isian tengah
~berhubung tak ada daun dan alumunium foil aku memakai plastik sebagai pembungkus
~Mentega untuk menggoreng

Cara membuat:
Daging sapi yang sudah digiling dicampur dengan telur, tepung roti, garam, merica bubuk dan gula pasir. Setelah tercamur rata . Ambil plastik  ratakan kemudian isi dengan telur puyuh atau sosis kemudian dibungkus menyerupai lontong.Kukus kira-kira 15 menit. Dinginkan kemudian goreng dengan mentega hingga kecoklatan baru kemudian dipotong-potong.

Selamat mencoba

Isian tengahnya bisa juga dganti dengan wortel.



Tongseng VS Tong Fang

Jiaa..daging meluber dimana-mana. Sampai kulkas setiap dibuka bau daging kagak hilang. Nasiiib ..diriku yang penyuka tahu dan tempe. Tetap aja goreng tahu tempe yang enak rasane. mosok aku harus egois masak buat diriku sendiri. Terus gimana nasib misua dan anak-anakku. Tahu-tahu misua sudah ikutan di dapur ngiris-iris daging, dan tanya diriku , "Simbok bumbu tongseng opo?"
Blaik iki , biasanya beli, si misua ingin bikin sendiri. Diriku hanya geleng kepala dan bengong koyo sapi ompong.(tidak wajib ditiru :p)

"Kalau bumbu gule aku tahu,'Kan tinggal beli bumbu jadi di warung."(hahahaha...gek bisa masakku iku opo...)

Misua tetap aja melanjutkan iris-iris daging kemudian mencari sesuatu di lemari. Ternyata si sujen yang dicari kagak ada. (Eh emang aku nggak beli, merasa  masih punya persediaan ternyata..eh ternyata nihil). Akhirnya diriku ke warung mau beli bumbu gule aja. saat beli bumbu gule, iseng-iseng aku tanya sama penjual dan ada seorang ibu di situ siapa tahu ngerti bumbu tongseng.

"Pak dan Bu tahu bumbu tongseng nggak?"
"Apa mbak?tongseng kalau krengsengan saya tahu. Kalau tongseng kok baru dengar sekarang ya. Mbak kalau klinik  Tong Fang saya sering dengar di televisi, kalau tongseng baru sekarang."

Gubraak!
Tongseng kok larinya ke Tong fang..Arrrgh, beda daerah beda masakan, kalau di Jawa Tengah tongseng kambng maupun tongseng sapi dimana-mana ada la ini kok malah Tong Fang. Blaik aku. Wis pamit aja nggak jadi beli bumbu gule, ntar tanya mbah Google wae.

Dan akhirnya aku berhasil menemukan resep tongseng daging sapi dan berusaha mempraktekkannya.
Resepnya cukup mudah dan sederhana.
Bahan:
~Daging sapi 1/2 kilo potong kotak-kotak
~ daun kol 10 lembar iris kotak
~2 lembar daun salam
~1 sendok teh air asam
~1 batang serai memarkan
~Kecap sesuai selera, berhubung aku suka manis aku kasih kurang lebih 6 sendok makan
~Cabai rawit 10 biji
~Air kurang lebih 1 liter
~Bawang merah 6 siung diiris tipis
~garam, gula pasir sesuai selera
~Tomat 1 buah diiris kotak

Bumbu yang dihaluskan:
3 butir bawang putih
1 sendok teh merica utuh
1 sendok teh ketumbar
Jahe kira - kira sebesar ujung jari
lengkuas kira kira sebesar kelingking

Cara membuat:
~ Tumis bawang merah iris dengan minyak goreng kira-kira2 2 sendok makan. hingga kuning
~Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan., daun salam, dan serai
~sesudah harum masukkanlah daging,kemudian masak hingga berubah warna
~Maukkan kecap, air, dan air asam, garam serta gula. Masak dan tunggu hingga daging lunak
~ Sebelum kuah habis masukkan cabe rawit dan kol serta irisan tomat.

Selamat mencoba.
Maaf ya tak bisa upload foto sebab sudah tandas habis pindah ke perut.hihihi



Mumpuni

Aku seneng kata ini, pertama kali mengenal kata mumpuni dari Budheku. Nama yang asing ketika nangkring di telinga. Lha kata Budhe wong Jowo mosok nggak tahu artinya Mumpuni. Mumpuni iku berarti bisa segalanya. Iso mrantasi. Jadi iso kabeh.Waah bagus nih kalau dijadikan nama anakku. kataku dalam hati, kebetulan saat itu aku hamil anak kedua.
Anak yang pertama sudah kearab-araban, Afif. Nah untuk yang kedua pengin nama yang njawani.Jadilah nama Lantip dari tokoh novelnya Para Priyayinya pak Umar Kayam ditambah Mukti yang berarti mulia. Dan mumpuni smoga anakku jadi anak yang cerdas, mulia dan smoga bisa mrantasi segalanya atau bisa menguasai dan mampu segalanya begitu doaku.

Yaah dari sinilah aku senang dengan kata MUMPUNI

Bothok Tahu dan Tempe

Penasaran dengan bothok yang dikirimin mbak Ayunin .Hari ini nyoba bikin sendiri.
Bahan-bahannya:
~Tahu 2 kotak dikukus dulu kemudian dipotong kotak-kotak kecil.
~Tempe 1 bungkus dikukus kemudian potong dadu .
~Kelapa yang agak mmuda biasa untuk bumbu urap-urap separo (karena males marut aku beli yangsudah parutan)
~udang 1 0ns sudah dibersihkan dari kulitnya. Dan belah punggungnya hilangkan bagian yg hitam agar tak amis
~daun kemangi secukupnya
_daun pisang untuk pembungkus

Bumbu yang dihaluskan :
~Bawang merah 4 siung
~Bawang putih 3 siung
~cabe merah 3 biji (kalau ingin pedas bisa ditambahkan cabe rawit)
-Garam dan gula secukupnya.
~Daun jeruk purut 2 lembar

Cara membuat :
~Kelapa parut, tahu, tempe,udang, dan daun kemangi dicampur dengan  bumbu halus aduk rata
~kemudian ambil sehelai daun pisang , sendokkan 2 sendok makan, bahan yang sudah diaduk rata di atas. Kemudian bungkus dan semat dengan lidi.
~Kemudian kukus selama kira-kira 15 menit.
 Siap disajikan hangat

 
Penamapakan bothok
Tips:Tahu dan tempe sebaiknya dikukus dulu untuk menghilangkan rasa langu. atau tak berbau mentah.


Rindu Hujan

Tanah mulai retak-retak, sebagian tanamanku mulai layu ketika siang hari. Yup, apalagi siang ini udara sepertinya kurang bersahabat denganku. Walau sudah pakai kipas angin tetap saja tetesan air dari tubuh membuat bajuku semakin basah dan mempbyai baru yan sriwiiing hihihiii..cukuplah buat aku cium sendiri biar orang lain tak usah ikut menikmati.

Masih browsing dan baca-baca lewat PC,karena mau tidur pun rasanya tak nyaman. Hawa panas serasa membakar hingga kepala.Sambil menunggu anak mbarep yang sedang belajar karena besok UTS. Aku berusaha ingin lepaskan rindu dengan hujan di rumahku.

Walau terkadang hujan membuat sedikit masalah di rumahku, tapi tetesan air yang tumpah dari langit selalu kurindu. Bau basah tanah yang khas, serta butiran air yang masih tertinggal di daun-daun tanamanku selalu aku rindu dan aku nantikan.Diantara suntuk dan nggak tahu mau lanjutkan nuliskan apa di bab - bab berikutnya calon tulisanku, aku rindu suara hujan.

Hujan hempaskanlah aku dan mainkanlah tubuhku dengan airmu.
Daunku telah meranggas
Tanahku sudah retak
Semua membentuk kotak-kotak bagaikan paving namun kuinjak ternyata tanah mengeing hampir retak
Hujan segeralah kau basahi tanahku
Kau isi lagi sumurku
Tapi aku tak mau kiriman air bahmu
Aku ingin hujan yang bermanfaat
Tanpa angin dan suara petir
Setiap akan hujan, puting beliung datang.
Aku tak mau itu.
Lekas basahilah tanahku
Buatlah bau yang khas itu
Hujan datanglah



Air..oh..Air

Air adalah sumber kehidupan.Sudah hampir 2 minggu, debit air dari PDAM sepertinya dikecilkan. Dan alhasil aku harus beralih profesi jadi tukang jaga air. Debit air yang kecil menyebabkan rumahku yang tak punya tandon bawah maupun atas jadi sering mati ketika pagi hari. Seperti saat ini ngalir sih ngalir tapi hanya sealiran umbel dari selang, untuk menampung satu ember saja butuh waktu kira-kira satu jam.

Ah, sepertinya masih ada harapan kehidupan dan aliran rejeki walau itu kecil. Aku harusnya wajib bersyukur, tapi apa yang aku lakukan?malah ngomel sepanjangan hari yang capeeklah karena harus angkat-angkat, harus begadang tiap malam. Malah tidak mensyukuri bahwa masih ada air sumur yang bisa disedot dengan pompa. Airnya pun bening dan masih bisa digunakan untuk mencuci atau menyirami tanaman.

Sepertinya Allah ingin mengingatkanku agar selalu bersyukur ketika aku mengomel dan mengeluh seperti asap cerobong dari kereta justru Allah mengingatkan diriku dengan merusakkan pompa airku.
Blaik, pompa air yang pagi hari masih bisa untuk mencuci piring dan baju.La kok begitu ditinggal ke pasar selama setengah jam langsung mati pet kagak bisa nyedot blas. Alamaaak!
Jleb!
Langsung istighfar, astaghfirullahaladzim, ya Allah hambamu ini tidak bersyukur dengan kemudahan dan kenikmatan yang telah kau berikan.Hanya jadi tukang sampah yang banyak tumpah serapah dari mulut banyak dosaku ini.Makbendunduk ada putaran waktu yang ada diotakku terngiang kata-kata tak pernah bersyukur atas karunia dan nikmatmu.

Mau jadi tukang reparasi listrik sendiri tapi takutnya bisa bongkar tapi kagak bisa masang lagi.
Ya sudahlah telpon tetangga minta tolong.(kebetulan suami lagi Dinas Luar kota). Setelah diutak-atik tetangga pun tak bisa. walhasil kring..kring..dokter ahli pompa untuk memeriksanya.

Weits hanya modal stavolt test..test..diagnosis pun didapat ternyata si saklarnya yang memang sudah uzur, minta diganti .Tiwas aku utak-atik dari pagi ternyata yen bukan ahlinya yo tetep meraba-raba tak terdeteksi penyakitnya.
Yup mulai sekarang belajar lagi aah, masang kabel,kalau ngganti lampu dan betulin antena atau ganti genteng  dah biasa. Sekarang saatnya belajar perkabelan dan perlistrikan lagi.Kalau males yo harus sedia uang dan panggil tenaga ahli. Lah kalau uang lagi mepet, nah aku harus mau dan belajar perkabelan lagi. Jaman dulu saat SMA masang kabel saklar jadi konslet nyebabin trauma.

Yo wis berdoa aja semoga rejeki tetap lancar, selalu bersyukur dan berdoa semoga tak ada kejadian-kejadian sing aneh-aneh.
Dan semoga air tetap mengalir seperti rejeki yang selalu mengalir selalu lumintu dari segala penjuru.

Tahu Susur(Tahu Isi Sayur)


Kangen dengan masakan Ibu .Tahu susur atau tahu isi sayur. Hari ini bikin menu itu. Biar anak-anak nyemil dan mau sayur.bahan sih mudah. Hanya wortel dan Kecambah serta kocokan telur.

Bahan:
Tahu Pong atau tahu goreng 10 biji
Wortel 2 batang diiris korek api. (karena malas aku parut dengan parutan rujak)
kecambah beli di tukang sayur 1000 rupiah kira-kira dapat 1 ons
Telur ayam 1 butir dikocok lepas
Minyak goreng untuk menumis 2 sendok makan
Minyak goreng untuk menggoreng tahu kira-kira 200 cc

Bumbu:
_  Bawang putih 2 siung
~ merica 1/2 sendok teh
~garam dan gula pasir secukupnya

Untuk balutan:
Terigu 100 gram diberi air campuri garam diulen hingga jadi agonan yang agak kental


Cara membuat:
~Bawang putih dan lada serta garam dihaluskan, kemudian ditumis hingga harum dan berubah warna.
~Masukkan irisan wortel, kecambah dan daun bawang. masukkan air kira-kira 1 cangkir.maskkan gula pasir secukupnya.
~Tunggu hinggga air berkurang dan sayur agak layu, masukkan kocokan telur. Diorak-arik biar tercampur rata.
Tunggu hngga matang. angkat dan dinginkan
~Tahu pong disobek untuk mengisi sayuran
~Masukkan orak-arik sayuran ke tahu. Isi hingga penuh
~Balurkan ke adonan terigu.Gulingkan hingga rata
~Goreng hingga kuning kecoklatan angkat.
Sajikan dengan cabe rawit

Selamat mencoba






Oseng-Oseng Labu Siam

oseng-oseng atau yang berbau tumis. Makana cepat dan praktis favrit keluarga. nah aku mau berbagi resep oseng-oseng Labu siam.


Bahan yang diperlukan:
- labu siam 2 biji diiris korek api.
-Udang 1 ons bersihkan kulitnya dan belah punggungnya. Buang bagian yg hitam untuk menghilangkan bau amis.

Bumbu:
Bawang merah 3 butir diiris halus
Bawang putih 2 siung diiris
 Cabe merah 4 iris serong
Cabe hijau 3 biji diiris serong
Gula merah secukupnya
Garam secukupnya
Lengkuas sebesar ibujari
daun salam 2 lembar
Tomat diiris kotak
Minyak goreng 2 sendok makan untuk menumis
Air secukupnya

Cara membuat:
-Tumis bumbu-bumbu yang sudah diiris hingga layu, kemudian masukkan udang yang sudah dibersihkan. Tunggu hingga berubah warna
-Masukkan labu siam yang sudah dipotong korek api.garam dan gula, lengkuas serta daun salam.
-masukkan air sedikit saja.kira-kira setengah cangkir teh. fungsi air. agar bumbu bisa meresap.
-tunggu hingga labu siam layu dan air sudah agak berkurang atau sat.
Matikan kompor. siap dihidangkan

Selamat mencoba


-

Sepak Paving

"aku nggak mau mandi sore ini."Lantip tiba-tiba masuk dari main.
"Lah  kenapa?"
"aku nggak mau mandi titik nggak kenapa-kenapa. aku masih asyik dengan setrikaanku. Lantip menuju kamar mandi, aku kira mandi ternyata setelah aku tengok hanya cuci kaki aja.Tapi duug, apa itu yang meleleh merah di lantai kamar mandi?Jantungku serasa berhenti berdetak sesaat ketika melihat lelehan merah dari kakinya.
Langsung aku ambil handuk,  aku bekapkan di luka kaki anakku yang menganga. Sebenarnya nggak tega. Juga .

Begitu aku bekap dan bersihkan luka itu dengan handuk, darah mulai berhenti lantip langsung menyadarkanku,:"mama, ambil minyak putih yang asli dari Ambon itu ma. Cepaaat. Sekalian kapasnya."
Lantip masih memegangi kakinya , aku mengambil kayu putih di kotak obat. sekalian kapas. kemudian minyak putih aku tuang di kapas dan aku totolkan di kakinya.

 Tapi Lantip nggak sabar, segera diguyurnya kaki dengan kayu putih itu.tanpa merasa kesakitan sedikit pun, sedang mama yang melihat luka menganga itu hampir saja menjatuhkan air mata. Oalah le, andaikata luka itu bisa ditukar.Huhu....

"tadi aku mau menyepak bola, nggak tahunya kena paving.Makanya aku nggak mau mandi takut sakit."
Aku memeluk dan mengelus rambutnya, "makanya tadi mama sudah bilang, nggak usah main dulu,besok kan UTS.Baca buku atau main game di rumah aja."
Pecahlah tangislah, ketika ingat besok UTS, kakinya sakit.
"tadi nggak nangis sekarang kenapa baru sekarang nangisnya?"
""Besok aku nggak mau sekolah, gimana pakai sepatunya. jempol bawahku sobek gini,huhu..."isaknya
"Kalau mau nagis yang keras sekalian jangan ditahan. kalau itu bikin kamu lega."
Dipeluknya punggungku dan semakin keras tangisnya.
'besok mama gendong yo nggak papa, pas di sekolah. asal kamu nggak bolos sebab besok UTS."

"kenapa tadi pas aku main bola nggak melarang dan memanggilku, sekarang jadi gini."
"Oke mama minta maaf mama salah."masih ngelus-ngelus rambut dan kipasi lukanya.
Ow,ow,ow
Kenapa mama yang salah?

Setelah puas menumpahkan kekesalannya akhirnya tertidur dalam pelukanku. Sedangkan mama hanya bisa teteskan air mata lihat luka karena tak tega.

Dari peristiwa ini aku belajar dari Lantip, aku harus lebih tegas dalam menegurnya. Dan aku salut dengan cara yang tidak panik saat menghadapi masalah tapi langsung sigap apa yang harus dilakukan. Seangkan mama hanya bisa termenung dan asyik dengan pekerjaannya. Tanpa sadar air mata ini melelh kembali. Alhamdulillah anakku sudah mulai tumbuh mandiri yang biasanya tergantung padaku.

kembali aku cium keningnya yang malam ini tidur dengan lelap, masih dengan titik air mata bahagia.