Museum Brawijaya

Museum Brawijaya Malang

Museum Brawijaya terletak di Jalan Ijen Kota Malang. Kalau dari alun-alun Malang kita bisa menggunakan angkot dengan jurusan GL. Mengunjungi museum ini saya ingin mengajarkan sejarah sekaligus rekreasi. Tapi jika dari stasiun baru Malang, cukup naik angkt jurusan ADL atau DL
Saya dan Lantip mengunjungi museum ini setelah puas menikmati alun-alun malang di pagi hari. 
Sebenrnya mau saya mau langsung menuju museum, tapi Lantip ngajak mampir ke Stadion Gajayana dul. Oke, aku turuti. Asal ntar ke museum kuat jalan kaki ya. :) paling dari stadion sekitar 10 menit saja dengan jalan kaki. Lantip nurut aja.
Fuiih ternyata lumayan juga jalan kaki menuju museum, hampir nyerah kalau tak dibisiki Lantip dengan kata "Ayo  Ma, biar kurus. uda lama nggak jogging tho." Ups, langsung deh ngeliri perut yang mulai membuncit.:)




Museum Brawijaya ini diresmikan tanggal 4 Mei 1968 oleh para Pinisepuh Brawijaya.
ketika mau masuk ke museum kita sudah disuguhi dengan koleksi tank dan meriam di bagian depan pintu museum.
Diambil dari google
Lalu masuk setelah embeli tiket seharga Rp 2500, 00.Cukup murah bukan? Kita bisa mengelilingi bagian dalam museum yamg terdiri dari 3 ruangan . Di rungan lobi kita akan dapati koleksi foto Panglima Kodam di jawa Timur dari tahun 1945 sampai sekarang. Juga terdapat relief daerah tugas yang pernah dilaksanakan pasukan Brawijaya.

Di bagian belakang terdapat koleksi gerbong maut, gerbong maut ini salah satu koleksi yang unik menurutku.Katanya jaman dulu gerbong ini digunakan untuk mengagkut tahanan dari Bomdowoso menuju ke tahanan Kalisosok Surabaya. mereka adala para pejuang kemerdekaan yang melaan Belanda. Coba bayangkan gerbong sekecil ini diisi dengan 100 orang.
Apa nggak kayak ikan pindang dijejer di keranjang. Dengan tempat yang sempit ini, mereka empet-empetan diangkut menuju Surabaya. Dari 100 orang, yang hidup 12 orang dan langsung dimasukkan ke penjara Kalisosok. Sedangkan yang meninggal 46 orang, sakit parah 11, dan sakit 36. Gerbong inilah yang menjadi saksi bisu peristiwa itu.
Sebelah gerbong ada perahu "Sigigir"


gerbong maut

Selai itu juga terdapat mobil kuno De Soto, Aneka senjata dan ada juga bejana dari Portugis, mebel yang pernah digunakan Panglima Sudirman, dan keramik.ada juga komputer serta alat komunikasi yang digunakan saat perang kemerdekaan dahulu.
Aneka keramik

Kalau diajak keliling museum begini, Lantip jadi suka dan sejenak kangen ayahnya terobati. maklum si ayah sering dinas luar kota. Jadi ketemunya jarang. Dan Lantip lebih enjoy belajar sejarah dengan langsung melihat melali museum daripada hanya membaca. :).


Koleksi senjata di museum Brawijaya


Koleksi senjata

Mebel yang pernah digunakan jendral sudirmn saat gerilya
Alat komunikasi


3 comments:

  1. Eh di malang ada museum ya hehe baru tahu mbak

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Ayo beb.travelling ke Jatim.sbl ke malang mampir sidoarjo dulu :)

      Delete