City Tour Surabaya: Rumah HOS Cokroaminoto


 "Jadilah pembicara seperti orator tangguh dan jadilah penulis seperti wartawan." Salah satu pesan HOS Cokroaminoto.

Hari Sabtu 21 mei 2016, saya dan kawan-kawan blogger surabaya diajak Dinas Pariwisata surabaya untuk city tour Surabaya. Kali ini blogger diajak untuk Heroic track. Heroic Track merupakan jalan-jalan  di kota Surabaya untuk melihat jejak heroisme para pejuang kemerdekaan di kota Surabaya. City tour kali ini sambil mengenang sejarah heroisme arek-arek Surabaya. Ada beberapa spot yang dituju, diantaranya Hotel Mojopahit, rumah HOS Cokroaminoto, Rumah Ruslan Abdul Gani, Kampung Lawas Maspati dan Museum Kanker di Jl. Kayoon.Surabaya.


Berangkat dari kantor Dinas Pariwisata di Jl. Siola pukul 09:30. WIB. Bis melaju, singgah sebentar di depan hotel Majapahit.Hotel Majapahit dulunya bernama hotel Yamato atau hotel Oranye dimana tempat dilakukannya perobekan bendera merah putih bru menjadi merah putih oleh arek-arek Surabaya.Perjalanan berlanjut ke rumah HOS. Cokroaminoto, salah satu tokoh Sarekat Islam.

Lokasi rumah HOS Cokroaminoto terletak di kampung Peneleh 7, no 29-31dekat jembatan Peneleh.Surabaya. Rumah HOS Cokroaminotodibangun pada tahun 1870.
Di rumah ini dulunya tempat kost presiden RI pertama Sukarno, KartoSuwiryo, Tan Malaka, Semaun, Muso dan Alimin.Mereka sering mengadakan diskusi dengan pemilik rumah ini.
 
Meja Kursi Tamu


Ketika masuk ke rumah ini, terdapat foto-foto HOS Cokroaminoto, Foto - foto yang pernah ngekost dan mengadakan diskusi, meja kursi tamu, lemari maupun cermin (semuanya terbuat dari kayu jati)

 
Di ruangan atas, terdapat kamar yang dulunya untuk tidur Bung Karno. dan di kamar atas inilah sering dijadikan diskusi oleh tokoh-tokoh pergerakan ini.Rumah ini masih dipertahankan seperti aslinya, plafonnya masih terbuat dari anyaman bambu.

Jika ingin mengunjungi rumah ini dan mendapatkan cerita sejarahnya biasanya kita cukup lapor ke Pak RT setempat.  Namun kemarin sepertinya pak RT sedang berhalangan, kami pun dijelaskan oleh Cak Surabaya, Cak Eko .
Mas Eko menjelaskan kalau putri pertama HOS Cokroaminoto bernama Oetari pernah menikah dengan Sukarno. Dengan Oetari ini, Sukarno tak mempunyai keturunan. Setelah Sukarno sekolah ke ITB, Sukarno bercerai dengan Oetari.Lalu  Oetari menikah lagi dan mempunyai putra, salah satunya Bapaknya Maia Estianty. 

Di tempat ini, Sukarno (dulunya bernama Kusno) sering berlatih sebagai orator di depan cermin. Setiap beliau berlatih, pasti diledek oleh teman-temannya. Namun Sukarno selalu membalas, jika ingin menjadi orang besar harus berlatih sebagai orator. Dan ternyata memang betul, beberapa tahun kemudian Sukarno menjadi proklamator Indonesia. 

Rumah HOS Cokroaminoto ini terbuka untuk umum dari jam 07:00 WIB -17:00 WIB. Bila kita datang tak berombongan pun bisa, prosedurnya lapor ke RT setempat. Supaya kita bisa masuk ke rumahnya.

2 comments:

  1. Jadi yg mau datang independen lapor dulu ke rumah ketua RT agar bisa masuk ya mbak. Noted. Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, biar dapat penjelasan sejarahnya. Kalau mau ke sana bisa juga sih masuk, cuman kita nggak dapat penjelasan.

      Delete