Lebaran Terasa Istimewa Di Sidoarjo

 2 Lebaran kami tak mudik ke kampung halaman Solo maupun Magelang. Setiap kali kami tak mudik, selalu saja ada pertanyaan, kenapa ? Dulu  setiap kali mendapat pertanyaan di atas, hati ini merasa nggak enak. Dan pengin langsung nyamber saja. Kalau pun saya jelaskan pasti akan timbul lagi pertanyaan berikutnya, percuma juga dijawab. Maka  selalu senyuman dan terkadang hanya bilang repot. Biarkanlah orang lain menafsirkannya sendiri. Bagiku ada pertanyaan yang perlu dijawab, ada beberapa hal cukuplah kita yang tahu. Tahun ini saya sekeluarga lebaran di Sidoarjo, dan pertanyaan di atas muncul lagi. Saya hanya bisa tersenyum. Walau lebaran hanya berempat, tetap saja terasa istimewa.



Persiapan Lebaran

Lebaran H-2 saya dan anak-anak berdiskusi, hidangan apa saja yang ingin mereka nikmati saat lebaran nanti.Si ragil Lantip ingin kacang mete, kue kering putri salju dan tahu kupat Magelangan. Afif ingin kue nastar, kastengel dan bakso atau opor. Saat diskusi begini paling asyik ketika mereka mengemukakan pendapatnya. Namun pada akhirnya saya yang nengahi, untuk menu lontong opor pasti sudah dapat dari tetangga saat unjung-unjung alias silahturahmi. Maka menu opor dan sambel goreng manisa saya skip.

Kita bikin menu bakso saja. Nah untuk menu tahu kupat Magelang, saya akan masak buat buka puasa di hari terakhir Ramadan. Sedangkan kue kering, bikin sendiri tapi dibantu anak-anak. Daripada beli lebih baik bikin sendiri, sambil mengisi waktu liburan dan biar saya juga ada kegiatan selepas sahur. Sekalian belajar masak kue kering. Biasanya kan hanya beli atau angkut dari rumah mertua hahahahaha...

Tahapan membuat kue kering ini yang mencetak Lantip dan saya, bagian oles mentega Mas Afif. Tapi kastengelnya keasinan hiks. salah menambahkan garam terlalu banyak. Maksud hati supaya lebih gurih dan asin eh malah keasinan dan neg. tapi ya tetep habislah buat teman nonton bola.

Sholat Ied


Sholat Ied kali ini bikin saya happy, karena tidak terlambat dan mendapat shof di depan yang tak panas. Dua tahun berturut-turut  ikut sholat Ied di masjid selalu terlambat walau berangkat bersama anak dan suami. Alhamdulillah tahun ini saya berangkat duluan dengan keluarga Bu baru Wicaksono tetangga yang sudah seperti saudara. Jadi lebaran kali ini tak merasa terlalu "suwung" atau kosong. Pagi - pagi sudah berangkat jalankaki bersama menuju ke masjid sambil lihat tingkah Bilal cucu pertama Bu Baru. Pagi yang indah da semoga semua berjalan lancar. Lantip, Afif dan papanya nyusul belakangan

Sampai rumah sarapan bakso, dan mulai deh sungkeman.Saya tetap mempertahankan tradisi sungkeman dari keluarga saya, walau tiap harinya juga saya ajarkan kalau berbuat maaf harus selalu minta maaf. Sungkman dari saya ke suami, lalu anak-anak ke saya dan suami dan diakhiri dengan salaman antara Afif dan Lantip.

Unjung-Unjung Ke Tetangga
Unjung-unjung alias silahturahmi antar tetangga, bersalaman mengucapkan selamat Idulfitri dan saling meminta maaf saya lakukan setelah acara sungkeman di rumah.Biasanya saya datangi rumah dari yang paling sepuh dulu yaitu Mbah Yoyok sebagai sesepuh di blok kami sekaligus menjabat sekretaris RT. 
Biasanya di sini juga kami menyantap hidangan besar, dari lontong opor, rendang, bihun atau mie goreng dan es.  Ada 4 keluarga berkumpul dan sekalian bercanda hingga siang. Lalu kami pamitan pulang ke rumah masing-masing. Kadang yang belum bertemu ya, saya datang ke rumahnya. Sekalianicip kuelebaran dan siup di tetangga, kapan lagi kalau nggak hari raya bisa ngobrol dan tamu - tamuan, hehehe...

Lebaran  di Sidoarjo terasa istimewa walau jauh dari sanak keluarga dan orang tua tapi tetap bisa bergembira merayakannya dengan tetangga walau hanya beberapa gelintir saja. Lalu, apakah kami tidak sungkeman dengan Ibu, Bapak Ibu mertua? Jawabnya tentu saja tetep saya lakukan. Dengan adanya tehnologi smartphone, saya videocall dengan mereka dan adik-adik. Walau terasa beda sih , tak seperti kalau kita berjumpa secara fisik.
Tapi Insha Allah h+3 kami akan pulang, nunggu waktu agak longgar.

No comments:

Post a Comment