Tiket AFF U16 Ludes di Laga Final, Calo Pun Subur


Suasana malam di GOR selepas pertandingan

Hari Sabtu kemarin, timnas U16 masuk final AFF 2018. Pertandingan dilaksanakan di Sidoarjo, tempat saya tinggal. Lantip sudah jauh hari ingin menonton Final AFF ini, kebetulan sekalian urusan  cap 3 jari di SMP. Dia mulai berburu tiket online tapi kehabisan, jalan satu-satunya pas hari Sabtu kudu antri di GOR. Tapi hari Jumat, saya meluncur ke GOR pengin tahu dan lihat suasana H-1 penjualan tiket, siapa tahu sudah dibuka. Ternyata terpampang di pengumuman bahwa tiket hanya bisa dibeli pas hari H. 

 Hari Jumat ini,saya bertemu dengan beberapa calon penonton yang berharap loket tiket sudah dibuka. Mereka berasal dari luar daerah Sidoarjo, seperti Pasuruan, Nganjuk, bahkan ada yang berasal dari NTT. Walau sudah tahu loket tiket dibuka hari Sabtu, mereka tetap bertahan di GOR. Katanya mereka siap bermalam demi antri tiket dan demi bisa menonton langsung pertandingan. Alasannya kapan lagi mendukung Timnas secara langsung kalau bukan sekarang.
Ada juga yang beralasan daripada balik lagi ke rumah jauh, lebih baik ngemper. Ketika saya tanyakan kenapa nggak nonton di  televisi saja, jawabnya karena nonton langsung gregetnya beda dengan nonton di TV.

Sabtu pagi sebelum antar Lantip ke sekolah saya mampir ke GOR dulu, byuuuh antrian sudah mengular hingga parkir timur GOR Sidoarjo. Sudah sampai kolam renang. Waaah  melihat antrian mengular begini, saya sudah membatin tak terlalu berharap ikut antrian hanya  membeli satu tiket. Setelah ngedrop Lantip di sekolahnya, langsung meluncur ke GOR lagi. Duh semakin berjubel dan parkiran motor pun penuh. Akhirnya Saya hanya menonton mereka yang antri tiket sambil ngobrol dengan tukang parkir.

Saya juga heran, tiket online di Bukalapak sebanyak 5000 tiket ludes 4 hari sebelum final. Jalan satu-satunya kalau ingin nonton ya ngantri di Stadion GOR Sidoarjo. Padahal denger-denger panitia menyediakan kurang lebih 25.000 tiket, kalau dikurangi yang online berarti masih tersedia 20.000-an tiket off line. Begitu antusiasnya penonton untuk menyaksikan tim Garuda bertanding, hingga mereka rela nginep dan ngemper di GOR. Kata pak tukang parkir sejak semalam banyak yang berdatangan dari jauh - jauh demi nonton pertandingan final ini.

Karena animo pengantri membludak,  jadwal buka loket tiket dimajukan jam 7 pagi yang seharusnya buka jam 09:00 WIB.
Saya menyaksikan sendiri bagaimana mereka saling dorong agar bisa maju dan mendapakan tiket. Bahkan hampir saja terjadi tawuran namun polisi dengan sigap mengantisipasinya. Mereka yang terlihat bikin rusuh langsung dibawa ke truk polisi dan diamankan. Saat peristiwa ini terjadi saya hanya bisa berdoa semoga selamat, wong mau balik pulang, jalanan macet. Beruntung ditolong tukang parkir. Saya disuruh  duduk dekatnya dan motorku diparkir serta dijaganya.

Sekitar pukul 09:00 WIB diumumkan bahwa tiket sudah sold out dan loketnya tutup. Langsung teriakan kekecewaan menggema dan beberapa mendorong pagar sampai rubuh dan bahkan ada suara pecahan kaca. Wis saya manut tukang parkir saja disuruh pulang, katanya nanti disuruh mbalik beli lewat calo saja, kalau memang bener-bener ingin nonton. Tukang parkir mencarikan jalan, di gang samping stadion buat aku pulang, dia berpesan belinya jangan  malam, mending agak siangan kembali ke GOR. Kalau malam, harga tiket semakin mahal. Kebiasaan calo banyak yang menawarkannya ketika siang hari sepanjang jalan ke stadion. Yo wis milih manut sampeyan Pak. Mahalan dikit sing penting karepe anak keturutan lan aku aman. Eh btw duit untuk beli tiket, sebenarnya uang saku  Lantip yan disisihkan beberapa hari.

Saya mau meluncur ke GOR kembali selepas Zuhur, eh ada notif WA ,  menawarkan tiket ekonomi seharga 200 ribu dari harga 50 ribu. Tiket ini mengganti milik tukang gojek . Dia memilih nonton di rumah. Sebenarnya saya juga nggak kenal dengan tukang gojeknya, namun salah satu kenalan Pak Faisal ( pemilik nasi Uduk Wachid yang biasa untuk mangkal tukang Gojek). Dia memberitahu kalau ada yang mau jual tiket AFF. Langsung saya iyain saja, wis jelas dan nggak usah kembali ke GOR. Kami pun janjian untuk transaksi di salah satu tempat. Pas ketemu ini saya mendengarkan cerita beliau, banyak yang antrian sepagian tadi yang mendapatkan lebih dari 1 tiket. Lalu mereka menjualnya kembali. Ekonomi ada yang dibandrol 110-200 ribu, Utama dari 100 ribu menjadi 300-400 ribu, VVIP dari 150 dijual kembali 400-500 ribu.

Dan itu pun juga langsung habis lhoo. Efek dari final AFF U16 2018 ini, selain  Indonesia menang anak saya ikutan senang dan calo pun subur makmur. Untung Indonesia menang, jadi mereka yang ngrogoh kantong sampai dalam, nggak sia-sia. Saat penalti kata Lantip, sholawatan selalu menyertai saat bola mau ditendang. Semoga kemenangan ini membawa kebaikan persepak bolaan Indonesia semakin maju. Setidaknya menjadi catatan sejarah bahwa ini pertama kalinya Indonesia menang di laga AFF U16. Mengobati kecarut marutan sepak bola yang senior di laga tanding. Ini adalah awal dan bukanlah akhir. Maju terus Indonesiaku.

No comments:

Post a Comment