Belajar Dari Kasus Zaskia Gotik Di Acara Dahsyat RCTI

Baru - baru ini gencar diberikan baik media online maupun televisi tentang kasus Zassia Gotik. Bukan karena prestasi menyanyinya melainkan kasus dia diduga melecehkan lambang negara bangsa Indonesia.


Kasus ini berawal dari salah satu episode acara Dahsyat di RCTI , dimana ada sesi tanya jawab yang dipandu oleh Deni Cagur.Mungkin maksudnya jawaban-jawaban yang diberikan untuk menghibur . Tapi kalau sudah berurusan dengan lambang negara menjadi bahan olok-olokan, KPI pun akan memberikan sangsi.

Dan saya pun sebagai Ibu rumah tangga penikmat televisi, kurang menyetujuinya. Seharusya televisi itu selain sebagai media pendidikan. Bisa saja hiburan diselingi dengan pendidikan.

Dari sini saya ngobrol dengan kedua anak saya,
"Nak, kalau bercanda tu jangan kelewatan. Mungkin bagimu bercanda, namun belum tentu orang lain mau menerimanya."
Lantip dan Afif pun bertanya, "Kenapa Ma?"
Aku contohkan kasus Zaskia Gotik saat di acara Dahsyat tersebut. Lalu Afif mengatakan," Kalau nggak bisa jawab lebih baik bilang pas. Jangan asal jawab gitu."

Kebetulan Afif sudah mahasiswa jadi jawabannya lebih logika. Menurut Afif, acara musik kalau ada pertanyaan seperti itu dengan tujuan mengedukasi masyarakat harusnya bukan dijawab ngawur buat bercandaan.Acara musik itu yang dibanyakin musik dan lagu. Walau acaranya berupa hiburan setidaknya jangan banyak bercandanya. Akibatnya kalau semua serba lebih itu ya penonton jadi neg alias jenuh.

Lantip nyeletuk, "Kok nggak ngerti jawabannya itu memang settingan apa memang nggak tahu?Zaskia itu lulus nggak tho Ma sekolahnya? Mosok pertanyaan mudah gitu nggak bisa?

Saya pun menjelaskan, mungkin maksudnya tadi bercanda Dik, tapi kebablasan. Sekolah itu perlu, punya keahlian adalah nilai plus di dunia kerja nanti. Bagaimana pn juga hal- hal yang berlebihan tidak baik kan?
Lantip nyeletuk, "Contohnya Mamaku ini, kelebihan berat badan."
Kami bertiga langsung tertawa. 

Dari hal ini saya memberi nasehat pada kedua anakku, makanya kalian berdua baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Terutama ketika akan memberikan komentar atau membuat status itu pikirkan dahulu. Jangan sampai komentarmu atau statusmu  itu menyakiti orang lain.Karena tulisan lebih tajam daripada lisan.

Lebih baik diam dan membuat status atau komentar yang baik biar dapat pahala. Bukankah kita sebaiknya menanamkan kebaikan walau hanya sekecil biji sawi. Ingat Nak, bercanda boleh saja tapi jangan kebablasan ya.

Sidoarjo, 24 Maret 2016

No comments:

Post a Comment