Wisata Religi Dadakan Makam Syeh Ali Syamsudin Al Wasil Setono Gedong Kediri


Salah satu tempat yang saya datangi ketika di Kediri adalah tempat makam Syeh Ali Syamsudin Al Wasil berada di daerah Setono Gedong.  Dari penginapan saya, hanya 5 menit berjalan kaki. Dan gangnya juga berseberangan dengan gang stasiun kereta api. Entahlah tiba-tiba pagi hari selepas sarapan soto,  kaki ini belok saja ke daerah ini. Awalnya sih niatnya cari sandal jepit swallow untuk menyelamatkan kaki karena lecet terlalu lama pakai sepatu.



Saat sampai warung melihat gerbang seperti bangunan tua, bertanyalah aku ke pemilik warung tentang gerbang itu. Ternyata itu area masuk pemakaman Setono Gedong, di mana ada beberapa aulia dimakamkan. Saya pun penasaran dan masuk ke areanya. Eh ketemu beberapa peziarah, karena hari Kamis mungkin ya, saat saya ke sana.

Gerbang Masuk Setono Gedong Kediri
 Saat kaki melangkah melewati gerbang ada Masjid besar kemudian di bagian belakang terdapat satu bangunan kotak sepertinya peninggalan jaman kerajaan. Saya pun bertanya pada salah seorang peziarah yang kebetulan penduduk Setono Gedong namanya Pak Yusuf. Bagai menerima dongeng, beberapa versi cerita datang dari Pak Yusuf.


Sebelumnya daerah ini masyarakatnya menganut aliran Animisme dan dinamisme, kemudian datanglah pedagang dari daerah Arab (Gujarat) menyebarkan Islam pertama kali di Kediri. Bukti bahwa di sini dulunya penganut dinamisme dan animisme  terlihat dari beberapa peninggalan seperti batu bundar (katanya bekas untuk pertapaan), kemudian arca.  Dari cerita Pak Yusuf, daerah Setono Gedong ini termasuk salah satu situs Purbakala yang wajib dilindungi oleh pemerintah. Bukti lagi bahwa d sii dulunya sebagai daerah penyebaran Islam pertama di Kediri adanya  bangunan batu bata putih berbentuk bujur sangkar  kemungkinan bangunan dasar bangunan masjid, terletak di belakang Masjid Setono Gedong.

Saat penyebaran agama Islam pertama kali di sini, penyebarannya seperti para wali songo. dengan masih melakukan kenduri dan sampai sekarang masih dilakukan, tujuan kenduri sebenarnya untuk mengajarkan sedekah dan saling berbagi makanan.

Banyak peziarah yang datang dari luar kota Kediri bahkan ada yang datang  dari Brunei Darussalam. Kebanyakan mereka  datang untuk mendoakan serta merasakan ketenangan di tempat ini. Saya duduk manis di pendopo sambil menikmati angin sepoi-sepoi dan masih lanjut mendengarkan Pak Yusuf bercerita masa kecilnya dulu. Saat masa penjajahan Jepang, daerah Setono Gedong dikelilingi pesawat namun setelah melewati makam para aulia, pesawatnya hancur meledak." Namun hanya Allah yang tahu ", ujar beliau. Cerita  ini sekedar  dari mulut ke mulut yang sering beliau dengarkan dari orang tuanya dulu.

Peziarah akan semakin ramai datang ke Setono Gedong saat bulan Puasa dan Jumat Legi. Di pemakaman ini selain Makam Syeh  Ali Syamsudin  Al Wasil juga terdapat makam wali Arba', S. Bagus, S. Penanggung, S. Amangkurat III, S.Demang, S.Bakul- S. Kabul, P. Sumendhi, Wali Siti Fatimah. Namun makam Syeh Al-Wasil lah yang kelihatan paling menonjol, dengan ciri khas bangunan seperti candi(konon ini masih bangunan asli sejak kerajaan Joyoboyo). Dan dikupengi dengan pilar kayu jati.


Perjalananku ke makam Syeh Al Wasil ini merupakan perjalanan rohani yang mengingatkanku bahwa pada akhirnya manusia akan mati dan hanya ilmu,amal jariyah serta anak sholeh yang akan ditinggalkan dan tak akan putus. Buat apa mencari harta hingga melupakan yang Kuasa. Perjalananku membawa satu titik bahwa manusia di dunia hanya bisa menambah amalan dengan mendekatkan pada Allah serta menanam kebaikan. E ok sok bijak banget ya aku.hahahahaha...Monggo para pembaca jika ke Kediri bisa mampir ke Setono Gedong setelah menikmati sarapan soto Pakelan, karena letaknya berdekatan dengan Soto Ny, Sien Pakelan.

No comments:

Post a Comment