Dingin Menghujamku

Cericit burung yang hinggap di pohon depan jendela kamar
Mengusik indahnya mimpiku
Aku tak ingin mimpiku putus
Tarikan selimut 
Tetap buyarkan mimpi
Ternyata mimpi tak bisa dibeli maupun dilanjutkan
Gemeletuk gigi dan dingin menyusup di antara jari kaki
Ingin aku tawarkan dengan seteguk air teh panas atau kopi
Wooow
Puasa kan hari ini?
Bisikan lembut
dari sebuah hati

Selimut tebal terkalahkan 
Beku
Sunyi
Suara burung pergi yang tadi mengucapkan selamat pagi
Sunyi sekejap berganti dengan ceracau anak TK di depan rumah
Bunyi motor diparkir, suara ibu ucapkan asalamu'alaikum antarkan buah hati
Dingin menyusup di tulang telah hilang
Karena gerakan sapu dan peras cucian
Dingin menghujam
Tak boleh hentikan kegiatan
Dingin menghujam buat acuan kejar sebuah impian

No comments:

Post a Comment