7 Perjuangan Anak Kost Saat Bulan Ramadan

Bulan Ramadan selalu ditunggu setiap umat Islam,saat sahur dan menunggu bunyi beedug tanda buka puasa sangat dinantikan. Sarana berkumpul ketika sahur dan berbuka dengan kelurga, namun kali ini anakku mbarep menjalani puasa di kost Malang.

jadi kebiasaan anak kost di bulan puasa itu
1. Sahur lebih awal, sekitar jam 2 atau setengah 3 beli ke warteg kalau nggak mau kehabisan makanan dan ngantri.
2. Terkadang cari warung makan yang 24 jam, walau terkadang harus merogoh kocek yang agak mahal.
3.Kalau kiriman tidak lancar terpaksa hanya sahur mie instans yang dihancurkan atau air putih aja.:)
Berhubung anakku saya batasi nggak boleh terlalu sering makan mie, maka dia paling sahur air putih .
4.Terkadang maksud hati beli nasi dan lauk dipisah dan dibungkus selepas Isya' untuk sahur. Ternyata nasinya menjadi keras karena tak punya penghangat nasi, bahkan terkadang jadi basi. :)
(Ini versi anakku lho ya)
5. Nah saat berbuka harusnya segera puasa namun terkadang malah tak segera buka karena banyaknya tugas.
6. Seringnya sih anakku kalau tak ada kuliah sore hari, biasanya menjelang Maghrib sudah ke Masjid terdekat, buat istirahat tiduran sambil ngabuburit, katanya lumayan sambil nungggu pembagian takjil. :).
Ngabuburitnya  dijadwal dari sat masjid satu ke masjid lainnya yang menyediakan tajil gratis.
7. Kalau sudah kepepet banget, nebeng tidur di rumah teman supaya dapat sahur atau sekedar undangan buka puasa gratisan. :)

Ayo yang pernah merasa jadi anak kost dari 7 hal diatas manakah yang pernah pembaca lakukan? Tapi yang terpenting adalah niat puasanya dan semoga puasa Ramadan ini memberikan keberkahan buat semuanya.

2 comments:

  1. Kaykaknya harus punya penghangat nasi, yang ukurannya imut aja. Lauk-pauknya sediain yang kering-kering jadi awet. Lebih hemat kan ? he..he.

    ReplyDelete
  2. @Mbak Nurul Fitri:Sudah saya suruh bawa penghangat nasi tapi anaknya nggak mau :D
    @Jamu Tradisional Mujarab: Sebenarnya juga nggak tega, tapi kalau pas Tongpes, ya sambil ngajarin prihatin. Bahwa hidup tak selamanya sesuai keinginan.Biar bisa menghargai uang dan sebagai Ibu, hanya bisa endoakan semoga anakku kehidupannya lebih baik dari orang tuanya. :)

    ReplyDelete