Pakailah Helm Demi Keselamatan Bukan Sebagai Hiasan Kepala

Walau peristiwanya sudah 10 hari yang lalu tapi tetep masih teringat selalu di pikiranku.Tepatnya taggal 5 September 2015, sepulang dari ketemu teman komunitasnya di Pendopo alun-alun Sidoarjo peristiwa itu terjadi.Diriku barusan lelap ketika anakku masuk rumah. Telingaku menangkap suara motor dan suara pintu dibuka dengan tergesa-gesa.
Dengan tubuh gemetar dan napas tak beraturan anakku Afif berdiri di depanku sambil berucap,"Ma, tolong ma aku abis kecelakaan."Afif mengulurkan tangan dan kaki serta minta tolong dibukakan helmnya.

Sempat kaget dan paik sesaat, kuambil minyak tawon untuk mengobati luka lecet di kaki dan tangan.Kremudian kubersih sia darah di mulut, baru kutahu kalau giginya patah 3.
Deeg berarti terjadi benturan keras.Aku mau membawanya ke rumah sakit, tapi Afif hanya bilang, "Ngggak usah Ma, aku istirahat saja."Dengan langkah pincang dia masuk ke kamar.

Lalu aku menelepon suami untuk mengabarinya. Kemudian menelepon tetangga minta obat betadine. Tetangggaku pun datang untuk melihat kondisi anakku serta melihat kondisi motor.Aku baru menyadarinya ternyata motor dalam kondisi slebor blesek, porok ban agak miring dan body kurang center serta pancikan depan melesak.

Esok paginya baru kutanya bagaimana kejadiannya pada anakku. Anakku kesengggol dari belakang lalu agak oleng tapi masih bisa menguasai sepeda motor,ketika tarik gas di depan ada motor ke kanan tanpa memberikan sen atau lampu ke kanan. Anakku terkejut dan ngerem mendadak, lalu kebanting ke kiri. Katanya dia nggak rasa apa-apa, helm masih di kepala cuma katanya mulut dan hidung berdarah . Saat mau ditolong mau dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitar, dia bisa berdiri dan menaiki motornya untuk pulang.

Untung anakku selalu mengenakan helmnya tanpa lupa menutup kaca dan mengkliknya, andaikata helmnya terlepas mungkin kepalanya akan terbentur aspal, apalagi saat itu posisi jalan sedang macet ramai karena ada pertunjukan lomba patrol.Dan untungnya hanya wajah terbentur kaca helm yang menyebabkan giginya patah.

Alhamdulillah masih dilindungi oleh Allah kamu Nak, kalau melihat kerusakan motornya.Anakku hanya luka ringan. Mungkin suatu teguran baginya agar lebih hati-hati saat mengendarai motor dan tak usah keluyuran malam yang tak berguna.
Sampai hari ini lukanya masih basah dan perawatan giginya yang patah. Semoga setelah peristiwa ini kau  selalu dilindungi Allah. Dan peristiwa ini membuatku semakin mendekatkan pada Allah serta ujian kesabaran menghadapi anak yang usianya masih labil.
Beruntungnya lagi, anakku selalu ingat akan nasihatku tentang pemakaina helm yang baik dan benar.Selalu mengklik bagian talinya dan menutup kaca helm. Bahwa memakai helm bukan hiasan namun demi keselamatan.


4 comments:

  1. Innalillahi waina Ilaihi rojiun, alhamdulillah masih diberikan kesehatan. Semoga makin hati2 n waspada di jalan, soale pengemudi skrg ngawur2

    ReplyDelete
  2. Innalillahi WaInna Ilaihi Rojiuun. Membaca kronologi kecelakaannya, bukan murni kesalahan Dek Afif, Bu Tatit. Dia sudah berusaha mengendarai dengan baik dan mematuhi keselamatan pengendara. Memang sekarang banyak pengendara yang asal-asalan mengemudi di jalan yang mengakibatkan orang lain celaka. Gak sekali dua saya menemukan orang menyalakan lampu sein ke kiri, eh beloknya ke kanan. Ada juga yang ujug-ujug mak wheerrr belok tanpa liat kendaraan dibelakang. Semoga Dek Afif segera sembuh ya, jangan kapok dan trauma naik motor sendiri :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah mbak sekarang sudah bisa ke kampus lagi dan nggak kapok naik motor sendiri

      Delete
  3. Rata-rata pengendara motor pakai helm karena takut polisi aja.

    ReplyDelete