Rumahku Istanaku




"Rumah adalah tempat  di mana aku merasa bisa pulang. "~ Leila S.Chudori ~

Rumah merupakan awal aku melakukan kegiatan. Rumah bagiku bukan hanya sekedar tempat berteduh, namun juga tempat di mana aku merasa pulang seperti quote di atas. Walau berantakan dan tak karuan tetap aku selalu merindukan rumahku.


Setelah berumah tangga, rasanya tak bisa pergi lama meninggalkan rumah. Walau rumah sudah dititipkan dan bakal dibersihkan namun rasa hatiku sudah beda ketika aku silahturahmi ke rumah orang tuaku.
Seminggu aku sudah ingin pulang merindukan kasur bantal guling serta rumahku.

Walau rumahku mini tak lebar dan luas seperti rumah di sinetron televisi, namun aku merasa nyaman berada di bawah naungan atap dan dinding hijaunya. Di rumah mungil ini pulalah anakku tumbuh kembang. Dari rumahku yang sekedar type perumahan mungil yang kurenovasi bersama suami. Saat renovasi ini, kami diskusikan bersama layaknya saya ini arsitek padahal mendesign sekedar ngawur ngomong ke pak tukang, apa saja yang saya inginkan.

Rumahku punya cerita dengan segala suka dukanya, di rumah ini pula aku belajar mengaji dengan anak-anak, memanggil guru ngaji agar kami lebih lancar membaca alquran.
Rumahku yang dulunya sering bocor, dan bahkan pernah kebanjiran tengah malam dengan kayunya dimakan rayap. Yang lainnya tertidur lelap, kami bertiga, aku dan anak-anak menguras air yang  meluap dari got belakang yang buntu.Ah rumahku memang penuh dengan cerita.
alhamdulillah sekarang sudah bisa memperbaiki dan got sudah nggak buntu lagi.

Di rumah kecil mungil ini pula kami menerima dan menyambut kerabat atau kawan dengan senyuman lebar dan tangan terbuka, tak lupa dengan hidangan seadanya.(Walau terkadang hanya air putih saja) Rumah kecil namun penuh dengan aneka cerita dan senyuman anak-anakku.

Walau mungil kadang kalau waktu senggang mas bojo selalu menggeser barang dan menata ulang kursi, lemari agar rumahku kelihatan agak lapang.

Tahukah kawan, terkadang ada rumah yang besar, mewah nan megah dengan isian serba wah dan serba luar negeri namun terlihat kosong. Seakan berpenghuni namun tak ada penghuninya. Rumah sekedar hanya tempat tidur namun penghuninya mencari kesenangan di luar. Bila rumah tak pernah ada komunikasi antar penghuninya, pasti rumahmu akan sepi laksana di kuburan malam hari.
Ya Allah jauhkanlah hal ini dari rumahku. Jadikanlah rumahku surgaku dan Istanaku.

Bagi saya rumah adalah tempat yang ternyaman untuk melepas penat, dan melihat senyuman penghuninya, rumah yang selalu membawa kebaikan bersama.

Bimbinglah hambamu ini agar menjadikan rumah bagaikan surga bagi pasangan dan anakku. Semoga hambamu ini selalu menjadi manusia bersyukur atas apa yang aku miliki.

3 comments:

  1. Sama mbak, rumah besar kecil tidak jadi jaminan, apapun bentuknya, yang mananya rumah sendiri pasti selalu lebih nyaman. Dibalik itu banyak histori yang tersimpan. Jadi rindu kampung halaman, hee

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget. Richo lama nggak berkunjung ke mari. Kangen pulkam tinggal balik tho. semoga Bapakmu selalu sehat ya.

      Delete
  2. Rumah Mba Tatit juga awal perjumpaan kita nih mba :)
    Menyenangkaaaaan ya, kangeeen mba :*

    ReplyDelete