Napak Tilas Rumah Eyang Sarwono

 

Rumah Limasan Eyang Sarwono

"Rumah bukan hanya sekedar tempat persinggahan. Namun rumah juga selalu mempunyai kenangan."


28 November 2021.Saya,Ibu dan adik - adik  ke makam Bapak di desa Gombang, Sawit, Kartosuro.

Selepas dari makam, kami lewat rumah Eyang di desa Manjung. Maunya hanya lewat saja, tapi malah kita berhenti sejenak. Foto-foto dan mengenang masa kecil kami dulu kalau ke rumah Eyang.

Di rumah inilah Bapaknya Bapak tinggal setelah pindah dari Boyolali. Nama Eyangku Sarwono WiryoAtmojo. Tapi Aku sering menyebutnya Eyang Manjung. Karena tempat tinggalnya di daerah Manjung, Sawit. Eyang Kakung merupakan pensiunan Mantri sekolah pada masanya. Sedangkan Eyang Putri hanya Ibu rumah tangga, tapi bisa mendidik putra -putranya berhasil menjadi sarjana kecuali Bapakku saja. Eyangku mempunyai putra 9, Bapak adalah anak pertama. 

Baiklah lanjut dengan kenangan manis di rumah Eyang saat masa kecilku dulu ya.

Kalau libur sekolah, Aku sering menginap di rumah Eyang. Halaman depan Eyang dulu ditanami pohon jambu air yang berbuah lebat. Eyang juga mempunyai hewan peliharaan ayam. Kalau putra - putrinya ngumpul, pasti disembelihkan ayam . Mengambil ayam untuk disembelih sebaiknya saat Maghrib kata Eyang putri. Karena kalau Maghrib, ayam - ayam sudah mulai ngandang dan tak begitu awas matanya.

Selain menu ayam goreng, menu favorit lainnya adalah belut goreng, opor bebek. Belut digoreng Eyang putri sendiri memakai anglo. Gurih banget, apalagi kalau digeprekkan di sambel bawang. Masakan Eyang Putri rasanya sedep banget. 

Kalau pagi biasanya diajak beli bubur lemu pakai sambel tumpang lauk telur atau tahu. Beli di tetangga belakang Eyang. 

Hal paling mengesankan saat diajak ke pasar Manjung. Adanya hanya hari pasaran aja. Misalnya pas Pon atau Legi, ah Aku lupa. 

Diajak ke pasar, jalan kaki sambil digandeng Eyang itu menyenangkan. Di pasar banyak jajanan enak. Dari selonjongan, aneka bubur, dawet dll. Nanti kalau mau pulang jajan di tempatnya Bu Marno. Biasanya Aku ambil beberapa permen.

Eyang putri dan Eyang Kakung itu sangat penyayang dengan putra putri dan cucunya.

Hal yang paling Aku suka kalau diajak mandi di umbulan Gombang. Main air sampai puas. Selepas itu makan opor bebek.

Nah di sebelah rumah Eyang ada kebun dengan pohon kelapa, mangga serta pohon pisang. 

Kalau masa panen kelapa, Eyang menyuruh anak tetangga untuk memanjat serta nyumbat( membersihkan sabut kelapa) kelapanya .

Alat nyumbat kelapa itu seperti linggis kalau nggak salah. Nanti kalau hasilnya banyak dibawa Eyang ke Pasar. Atau untuk masak carang gesing. Carang gesingnya Eyang putri uenak pool.Manis legit pisangnya pas apalagi ditambahi santen kentalnya. Semua hasil dari kebun sendiri.

Dari hal inilah Saya belajar dari Eyang bahwa sebagai perempuan kudu gemi setiti dan ati-ati. 

Bersikap hemat, teliti serta hati- hati dalam mengelola keuangan tapi jangan sampai ngisin - isini.

Alias memalukan. Eyang Putri suka banget berbagi, kalau masak apa pun yang berlebih, Aku disuruh mengantar ke tetangga kiri atau kanan. Sekalian kenalan dengan putri tetangga Eyang. Dan biasanya kalau Aku sudah main sampai lupa waktu. Ahahahaha.

Nanti Eyang memanggil buat mandi sore.

Ah kenangan indah di rumah Eyang berkelebat demikian indahnya. Ingat waktu belum ada PLN  masih dengan penerangan lampu petromak atau teplok. Jam 5 sore saatnya mengecek teplok sudah penuh belum, minyak tanahnya. Dan ingat ketika Eyang Kakung memompa lampu petromak agar terang atau mengganti lampunya. Lampu petromak yang mati biasanya Aku pegang jadi abu. 

Eyang Kakung juga pandai menjahit, bahkan pernah bikin selimut dari perca - perca kain. Mesin jahitnya bukan pakai kaki tapi diengkol dengan tangan. 

Eyang juga punya sepeda doltrap alias sepeda tanpa rem, ngeremnya tinggal dibalik genjotannya. Dulu Aku suka naik ini, tapi Eyang Putri sering mengingatkan agar tak bersepeda terlalu jauh. Takut kalau Aku jatuh atau kenapa - kenapa. Karena sepedanya gedhe sedangkan tubuhku cungkring. Kalau pun Aku jatuh karena pethakilanku  Eyang tak pernah marah. Paling sambil membersihkan lukaku sambil berkata," Jatuh kan?" Perih?Lain kali ati-ati jangan pakai sepeda itu.


Rumah Eyang memang penuh cerita dan banyak kenangan di sana. Bukan hanya sekedar persinggahan liburanku namun banyak menyimpan kasih sayang Eyang pada cucunya. Pelajaran kecil yang indah selalu Aku dapatkan selepas liburan dari rumah Eyang.

No comments:

Post a Comment