PINTER VS NGERTI

Pak Farhan, bertubuh mungil dan seorang muadzin di musholla kami. Sambil agak terhuyung dan memegang kepala beliau masuk ke rumah.Ngadem katanya. Sambil membuka topi dan ndlosor. Aku suruh duduk dulu sambil aku bikinkan minuman. Awalnya kami bercanda. Entah mengapa aku suka dengan gayanya bercerita.
Menggebu-gebu dan selalu dengan ekspresi yang lucu, serta setiap apa yang diperbincangkan selalu dia melucu.Hihihi...Lumayanlah buat hiburan daripada nanggap OVJ mahal.
Diawali dengan cerita horor bin mistis sekitar mushola.
Saat malam-malam sekitar pukul 2 malam,beliau sedang sendirian di mushollla maunya sih sholat tahajud, hajat sekalian menunggu Adzan Subuh.Konon katanya di malam itu ada kakek-kakek berjubah putih dan berjenggot mengucap salam padanya. Ketika, Pak farhan jawab salam itu dan mempersilakan kakek itu untuk ambil air wudhu sambil dinyalakannya tempat wudhu dan kamar mandi .Saat itu juga pak Farhan mencari kakek tua yang memberi salam tadi ternyata sudah tidak ada. Akhirnya beliau beristighfar dan melanjutkan wiridan lagi.
Hihihihih, sebenarnya beliau tahu aku penakut tapi dia senang lihat ekspresiku yang bengong bin ngowoh.
pak Farhan dan diriku tersenyum bersama.Entah mengapa beliau kemudian curhat masalah sembako yang naik tinggi, kemudian curhat cucunya yang baru saja masuk rumah sakit. Dengan nafas kembang - kempis beliau bertutur kalau cucunya 3 hari masuk rumah sakit.Sekarang sudah pulang, "cucu masuk rumah sakit akhirnya yang owah juga simbahnya."ujar beliau. Maksudnya yang masuk rumah sakit cucunya tapi keuangan simbahnya ikutan berkurang.
sambil tertawa aku menimpali,"Bukannya simbah buat tambah?"
beliau akhirnya tertawa dan melanjutkan cerita.Katanya sekarang ini banyak orang kaya yang sudah gila harta melupakan orang kecil seperti dirinya. jaman sekarang banyak yang melupakan Allah kebanyakan mengTuhankan uang. Segalanya diukurdari uang, duit, duit, lan orang yang kebandan atau kaya itu akhirnya menjadi angkuh. Mereka lupa bahwa dulunya lahir tak berbusana dan nanti meninggal juga tak akan membawa apa-apa.Hanya selembar kain.
Diriku manggut-manggut, dan ada satu lagi yang mengulik hatiku, beliau membedakan orang PINTER DAN NGERTI.
Walau pak Farhan tak lulus SR dan mengaku sebagai orang cilik ternyata omongannya sip markusip buat direnungkan.
"Sekarang banyak wong pinter kanggo minteri (berakhir sombong dan ngeyelan) kalau wong ngerti itu pasti diam dan mengerteni situasi."
Beliau ngomong ini sambil memperagakan berdiri dengan tangan petantang petenteng.
menambah senyuman di bibirku.hahahahaha...bener pak..leres sanget. mending jadi orang yang ngerti aja pakai ilmu padi yang semakin berisi semakin menunduk.
"Wis kulo tak jadi wong bodho tapi tetap mau belajar dan berusaha ben ra petentang petenteng pak. Nyuwun ngapunten nggih pak.kalau ada salah kata."
"Tambah setunggal malih bu kedhah gadah unggah ungguh tatta susila."(Punya sopan-santun dan etika maksudnya)
Duuh seneng deh obrolan pagi ini tak menggibah malah dapat pelajaran hidup dari Muadzin mushola.
 

No comments:

Post a Comment