Memanfaatkan Lahan Mungil Untuk Apotik Hidup

Belimbing Wuluh
Sejak saya membangun rumah, saya pesan kepada suami agar disisakan lahan 2-3 meter untuk bercocok tanam. Maklumlah sebagai wanita yang dibesarkan di lingkungan desa pasti tak jauh dari namanya kebun dan sawah. Apalagi dulu, Simbah Kakung sering mengajak saya untuk menanam segala macam tanaman apotik hidup di pekarangan belakang rumah Ibu. Pekarangan Ibu selain ditanami aneka buah seperti jambu, pisang, pepaya, mangga dan buah melinjo . Di sela-sela pohon itu sama Simbah Kakung ditanami jahe merah, kunir putih,lempuyang, laos, temulawak dan kunyit.


Keinginan menanam apotik hidup akhirnya terwujud, dulu awalnya di bagian berem depan rumah saya tanami pohon belimbing wuluh dan pohon salam. Lalu saya juga tanam kunyit, jahe, kencur, sirih  hijau, sirih merah. Karena penggemar wanginya bunga melati, maka saya tanam juga melati.

Lahan yang  sempit tak menghalangi diriku untuk menanam apotik hidup. Untuk menanamnya saya hanya butuh pot atau polybag. Kalau belimbing wuluh dan salam memang sengaja ditanam di depan rumah sebagai peneduh.
Tahu nggak sih?Kalau tanaman apotik hidup ini bila ditanam di pot selain bermanfaat sebagai obat juga bisa dpakai sebagai penghias ruamgan. Misalnya tanaman jahe atau kunyit, kita tata di pot dan diletakkan di pojok ruang tamu. Cukup cantik sebagai penghias ruangan.

Kalau kencur bisa ditanam di pot kecil dan diletakkan di meja tamu.Bunga dan daun kencur kelihatan cantik sebagi hiasan meja.Kalau ingin menyiram dibawa keluar dan disepot air saja.
(Huhuhu..maaf yang ini nggak sempat foto sebab tanamnya sudah mati, dulu belum suka dokumentasi dan belum kenal blog)
 
 Pohon belimbing dan pohon salamku umurnya hampir sama  dengan kepindahanku ke Sidoarjo. Sekitar 13 tahun. Belimbing wuluh ini sudah memberikan manfaat dan menambah silahturahmi. Setiap pagi selalu saja ada yang meminta, dari tetangga bahkan dari orang kampung yang belum aku kenal. Gara-gara belimbing wuluh, kami bisa akrab dan merasa dekat.

Selain mengambil belimbing wuluh atau sering juga disebut belimbing sayur ini, tetanggaku juga mengambil daun salam. Dari merekalah aku menambah manfaat dari belimbing wuluh dan daun salam. 

Mereka selalu bercanda, " Masak di sini itu sudah lengkap Bu, kalau mau bikin asem-asem Belimbing  wuluh ada, salam dan cabai ada. Aku tinggal urun bandeng habis mancing di pasar ya Bu."

Memang dulu saya punya pohon cabai juga jadi kalau mau nyambel tinggal petik. Bahkan pernah menanam tomat. Bibitnya dari hanya menyebar biji tomat yang sudah busuk di polybag atau pot saja. Dan alhamdulillah subur.

Untuk pohon cabai dan pohon tomat biasanya kalau sudah dipanen 2-3 kali, akan mati. Yang mampu bertahan lama hanya belimbing wuluh, sirih merah, sirih hijau dan pohon salam. Sayang beberapa waktu lalu pohon salamku diserang ulat bulu mau nggak mau aku harus rela menebangnya.

Semua tetangga menyayangkan ketika aku menebang pohon salam.Karena pohon salam selain untuk memasak juga sebagai obat asam urat. Salah satu tetanggaku terkena asam urat dan diterapi dengan minum daun salam dari pekaranganku. Alhamdulillah asam uratnya menurun.

Sekarang ini yang rutin di petik tiap pagi adalah daun sirih merah dan daun sirih hijau. Sirih merah unuk mengobati diabetes dan keputihan. Sedangkan yang sirih hijau utuk dijadikan jamu .
Sirih merah dan sirih hijau
 Nah kalau pnya lahan sempit tak mengurangi minat kita untuk bercocok tanam bukan? Apalagi sekarang lagi digalakkan cara tanam secara hidropoik. Bisa secara vertikal maupun vertikal. Bila vertikal bisa memanfaatkan botol bekas aqua atau minuman. Bila susah mencari polybag atau pot bisa memanfaatkan plastik minyak goreng atau bekas kaleng roti utuk dijadikan pot. Jadilah Ibu rumah tangga yang plus alias kreatif dan inovatif dan mau terus belajar. Terus membaca dan jangan malas seperti diriku.

Keterbatasan lahan bukan alasan unuk menanam apotik hidup bila sudah ada niat yang kuat unuk menanam dan berani emncoba. Ingatlah manfaatnya sebelum ingat malas belepotan dengan tanahnya.:)
Eitts tapi ada juga saya sering gagal menanam, pernah terbersit di pikiranku ungkin tanganku panas. Hahaha...tapihal ini harus kulawan dan harus berani mencoba. Kenali tanah dan tanamannya. Horee...ketika melihat tanaman tumbuh dan bermanfaat itu membuat hati lega. :)

Baca juga Berkebun di lahan sempit

 

 

10 comments:

  1. hla iki, RTku baru menggalakkan apotek hidup demi lomba, percontohan tingkat Kabupaten hehehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tempatku wis maju di Propinsi Mbak katanya.
      Makane iki dioprak disuruh bikin komos dan kumpulkan barang bekas

      Delete
  2. Wah belimbing wuluh, di rumah ortu banyak. Enak ya kalo masak sayur asem tinggal metik aja hehe.
    Kalo daun sirih biasanya kubuat cebok waktu habis lahiran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak segeeer..apalagi masak asem-asem iga. Nyus

      Delete
  3. sekarang g ada alasan punya lahan sempit untuk nanam tanaman,kan ada hidroponik hehehe

    ReplyDelete
  4. Belimbing wuluhnya seger banget ya. Enak tu dibikin sayur asem. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak apalagi buat bikin asem-asem iga. nyuuus

      Delete
  5. Liat pohon belmbing wuluhnya jadi inget punya simbah, dulu. Sekarang udah gak ada lagi..:((
    Kalo di rumah, saya baru nanam sirih merah, daun lidah buaya dan lempuyang. Masih belum lengkap, nih!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Justru lidah buayaku sekarang mati mbak.Padahal dulu subur banget dan besar2.

      Delete