Penanganan Diare Pada Anak, Dalam Rangka Kampanye Indonesia Merdeka Diare Bersama Sarihusada


Ketika ada pertanyaan, siapa yang belum pernah diare ? Di antara peserta  Kampanye Edukasi “ Indonesia Merdeka Diare “ bersama Sarihusada di Hotel Fairfield JW Marriot Surabaya, tak ada yang mengacungkan jari telunjuknya. Berarti hampir semua sudah mengalaminya. Kalau anak kita mengalami diare, biasanya kita menganggap enteng penyakit ini. Dan kebanyakan mengatakan bahwa diare bisa diatasi sendiri. (Duuuh tertusuk hatiku karena saya juga seperti ini)

Ah saya jadi seperti memutar kaset usang, kalau bicara diare. Anak saya yang pertama pernah mengalami diare karena nggak mau makan sama sekali, hanya maunya minum teh dan susu yang encer. Saya dulu mengabaikan penyakit ini, merasa bisa saya tangani sendiri selama 2 hari, sampai lemas baru saya bawa ke rumah sakit. Ternyata sampai di Rumah sakit anakku dinyatakan kurang gizi.  Hb -nya saat itu sangat rendah dan harus tranfusi darah untuk meningkatkan Hb.
Dari pengalaman ini saya merasa sangat teredukasi menghadiri Kampanye Merdeka Diare yang diadakan Nuricia Sarihusada di Hotel Fairfield JW Marriot Surabaya pada 16 September 2017 lalu. 
dr. Andy Darma

Dari penjelasan dr. Andy Darma, saya serasa mendapatkan pencerahan kembali bahwa diare jangan dianggap enteng. Apa sih yang dimaksud dengan diare ? Diare merupakan kondisi dimana penderita mengalami BAB lebih dari 2 atau 3 kali dalam 24 jm dan kondisi fesesnya lebih lembek. Biasanya anak berusia 6-12 bulan yang sering terkena diare.

Apa penyebab diare pada anak?  Penyebab diare biasanya karena infeksi usus yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit. Diare yang disebabkan oleh Virus penyebabnya Rotavirus. Diare yang sebabkan oleh bakteri yaitu bakteri salmonella. Dan yang terakhir penyebab diare karena parasit aitu amoeba. Penyebab diare pada anak-anak yang akut, kebanyakan disebabkan Rotavirus. Rotaviirus ini yang diserang adalah usus halus.

Anak-anak Indonesia yang mengalami diare disebabkan Rotavirus biasanya juga akan mengalami intoleransi laktosa. Nah saat si rotavirus ini menyerang, terjadi kerusakan jonjot usus. Hal ini menyebabkan produksi di beberapa enzim jonjot usus yang berguna proses pencernaan nutrisi di antaranya ezim laktase akan berkurang. Dimana enzim laktase ini berguna untuk mencerna gula alami (laktosa) yang terdapat di susu. Laktosa yang tak terserap tersebut membuat diare semakin berat, perut jadi kembung, dan biasanya tinjanya akan berbau asam. Inilah yang disebut intoleransi Laktosa. Intoleransi laktosa ditandai dengan banyaknya gas.Dan perutnya akan terasa sakit. (kalau orag dewasa serasa melilit gitu kali ya).
Saat diare yang disebabkan rotavirus, dubur anak akan berwarna merah. 

Penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri bisa menular. Dan biasanya penularannya juga bisa melalui tangan atau mulut, benda yang terkontaminasi yang tak terjaga kebersihannya.
Maka saat diare usahakan selalu mencuci tangan dan dijaga kebersihannya.

Lalu bagaimana penanganan saat anak anda diare?
- Usahakan anak jangan sampai dehidrasi, untuk mencegah dehidrasi bisa melakukan pertolongan pertama dengan memberikan cairan rumah tangga. Cairan rumah tangga yang dimaksud di sini misalnya teh pahit, kuah sop hangat, kalau bayi masih ASI ya tetep berikan ASI terus menerus, . Tapi pertolongan yang terbaik adalah dengan memberikan oralit, bisa beli di apotik.Berilah cairan yang mengandung kalium dan natrium untuk menghindari dehidrasi.

- Bila anak sudah minum susu formula, sufor bisa diberikan namun encer saja. Atau susu formula bisa diganti sementara sesuai dengan saran dokter. 

- Konsultasikanlah dengan tenaga medis

- Selalu jaga kebersihan tubuh dan lingkungan anak anda
 
- Jangan lupa juga akan asupan nutrisinya. Selalu jaga  asupan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. 

Nutrisi sangat penting untuk pemulihan setelah diare. Biasanya kan anak saat diare jadi malas makan, Bunda jangan lengah. Tetap berikanlah asupan nutrisi pada si kecil dengan  memberikan makanan yang disukai walau sedikit tetapi sering.Bila masih ASI, usahakan tetap berikan ASI dan pada anak bisa diberikan oralit selain tambahan zinc.  Asupan nutrisi dapat mempercepat pemulihan fungsi usus normal. Masa pemulihan diare biasanya kurang lebih 7 hari. Saat ini yang terpenting bukan menghentikan diarenya namun pengobatannya. Pemberian zinc pada anak yang diare minimal sampai 10 hari.


Pencegahan diare karena rotavirus bisa dilakukan dengan vaksin.Sedangkan diare yang disebabkan oleh amoeba maka sanitasinya yang kita tingkatkan, jaga kebersihan lingkungannya.

 Ada juga sesi tanya jawab, salah satu peserta menanyakan apakah memberikan pisang kepok bisa menghentikan diare ?
 Jawaban dari dokter, bisa tapi bukan untuk mengobati namun untuk menghentikan sementara. Karena pisang merupakan salah satu asupan nutrisi. Dan pilihlah pisang yang pas, tidak terlalu matang atautidak terlalu mentah.

Sedangkan teh sepet juga bisa, ini hanya sebagai pencegahan agar tak dehidrasi. Walau terkadang belum bisa mampet, kalau anak anda sudah lemas, ditandai dengan mata agak cowong, kulit ketika diangkat sudah terasa lengket, segera bawa ke dokter atau rumah sakit. Karena hal ini tanda anak anda sudah dehidrasi.

Resiko diare:
- Anak akan kekurangan gizi
- Anak yang sering diare akan beresiko pendek 3,6 cm ketika berusia 7 tahun dibandingkan dengan temannya.
- Selain itu juga beresiko memiliki IQ lebih rendah. 

 
Mbak Nabilla Chairunissa , Digestive Care Manager Nutricia Sarihusada menuturkan bahwa satu dari tujuh anak mengalami diare. Dan banyak ibu yang belum tahu penanganan diare yang tepat pada anak. Padahal anak merupakan aset bangsa.  Agar menciptakan generasi yang maju, maka Nutricia Sarihusada melalui kampanye " Indonesia Merdeka Diare "  membuat langkah nyata berkomitmen terhadap nutrisi untuk bangsa supaya anak Indonesia menjadi anak generasi maju. Melalui kampanye ini diharapkan dapat mengedukasi para ibu-ibu semakin mengerti bagaimana penanganan diare yang tepat pada anak.

Saat sesi sharing pengalaman menangani pada anak, diwakili selebgram mbak Iput  Saat anaknya mengalami diare pertama kali yang dia observasi adalah makanannya. Habis makan apa sih? Lalu hampir sama dengan ibu yang lainnya, beliau memberikan minuman teh, atau air putih untuk mencegah dehidrasi pada anaknya.  

Setelah baca uraian di atas, gimana? Masih anggap enteng diare? Alhamdulillah ilmuku bertambah dalam hal penanganan diare yang tepat pada anak dan efek dari diare bila tak tertangani dengan tepat.  Ilmu ini semoga bisa bermanfaat bagi pembaca. Yuk kampanyekan " Indonesia Merdeka Diare " semoga sukses.

No comments:

Post a Comment