Kisah Mendapat Rejeki Tak Terduga Yang Berkesan



Dan Dialah yang memberi kekayaan dan kecukupan (An-Najm: 48)

Ayat ini mengingatkan kita agar selalu ingat bahwa sesungguhnya Allah yang memberi kekayaan dan kecukupan kepada HambaNya.  Bukan kemiskinan seperti yang sering kita sangkakan.

Percaya Saja Rejeki sudah ada yang mengatur dan datangnya selalu tak terduga di saat kita sudah pasrah dan takwa.

Rejeki bisa didapat lewat silahturahmi, perbanyak sedekah atau sudah ketetapan Allah. Kisah rejeki tak terduga ada beberapa selama mengarungi rumah tangga 25 tahun.

Baca  : Hal yang membuatku bahagia

Nganten anyar, anak umur 7 bulan. Suami baru dipindah tugas  setelah lulus D4 STAN. Saya masih kuliah dalam tahapan skripsi. Tabungan terkuras selepas bayar kontrakan dan beli isi rumah. Dalam tahapan mulai dari nol lagi, terdampak kerusuhan. 

Sebagai manusia biasa, panik dong sebenarnya. Kondisi Perumahan tempat tinggal aman, tapi  akses keluar buat belanja kebutuhan sehari-hari, ada beberapa jalan yang tak bisa dilalui. Bisa dilalui orang tertentu. Beruntunglah, Tante mempunyai ART penduduk lokal yang loyalitasnya tinggi dan baik hati walau kami berbeda keyakinan. ART tanteku, namanya Oma Cory inilah yang membantu elanja kebutuhan sayur mayur dari pendudk lokal yang mempunyai ladang lalu dibeli atau ditukar dengan beras. Saat itu akses ke kota hanya bisa orang tertentu dan mempunayai kepentingan sebagai pengabdi negara  yang bisa lewat. 

Saya bersyukur, masih mendapat jatah beras dari Kantor 25 kg. Jangan tanya rasanya bagaimana. Yang penting iso masuk perut. Kadang kalau dapat jatah beras yang agak apek dan kuning, Saya memasak menambahkan daun pandan dan kucuran air jeruk nipis.

Pasokan sembako terutama Susu, mulai agak lambat. Bayi Mbarepku umur 7 bulan, Saya beri susu bubuk coklat. Yang ada di Supermarket dan tersedia.Kalau pagi Saya ambilkan air tajin. Selama 2 Minggu, masa menunggu kerusuhan reda. Suami tiap hari harus ke kantor melewati daerah yang dijaga penduduk dengan klewang panjang. Tapi kadang tidak naik oto umum, menyebrang dari Pelabuhan depan Perumahan naik perahu menuju kantor, lanjut jalan kaki. Beberapa teman kantor sudah eksodus ke Jawa. Kami masih menunggu situasi selanjutnya.

Om dan Tante, menjemputku agar gabung satu rumah, agar nggak wira - wiri dan khawatir dengan bayi kami. Suami manut saja. Om dan Tante menyarankan agar Saya dan Bayiku pulang duluan. Sebenarnya orang tua khawatir juga melihat berita di Televisi maupun koran. Apalagi anak Saya masih kecil.Harapan orang tua, Saya segera kembali ke Solo.

Tiap malam Suami ronda melekan sampai pagi menemani tentara  jaga komplek, kebetulan komplek perumahan kami dekat Pertamina dan dekat komplek Tentara Denzipur. 

Saya  pasrah sumarah sama Allah, berdoa setiap di sepertiga malam agar diberikan jalan yang terbaik. Saya menangis sejadi-jadinya di sajadah sambil minta petujuk agar diberikan kemudahan serta rejeki.Mau pulang juga belum ada penerbangan maupun Kapal. Uang yang berharga bukan lewat gesekan, tapi hanya uang kas untuk transaksi. Karena Bank tutup.

Rejeki dari Allah, mintalah pada Allah.Tambah tingkat takwa dan kesabaran dalam menghadapi peristiwa di depan mata.

Saya menatap amplop berisi   1 juta . Dari suami diulurkan padaku,  buat bayar tagihan bulanan listrik, air, telpon dan uang belanja. Saya timang amplop sambil mbatin, Ya Allah cukupkanlah rejekiku, selamatkan keluargaku. Berikan jalan yang terbaik. Saya pasrah atas kehendakMu. 

Ndilalah, pas mau bersih-bersih ke rumah kontrakan, diajak ngobrol salah satu tentara penjaga komplek. Suami ngobrol menanyakan kondisi, Saya menyuguhkan kopi . Saya nimbrung sebentar. Tentara dan tetangga depan rumah, mengenalkan kami dengan Pak Dadang. Pak Dadang bekerja di AURI. Karea kebaikan Pak Dadang inilah Saya dan bayiku bisa pulag ke Jawa, diangkut pesawat Hercules, sambil membawa 4 koli.

Uang yang di amplop dari Suami akhirnya Saya berikan ke Pak Dadang. Dan bayar bulanan listrik alhamdulillah dibayarkan oleh tetangga yang bekerja di PLN, namanya Pak Tarmo. Bahkan anakku masih diberi uang  saku 50 ribu. Tanteu juga mengulurkan amplop putih buat jaga-jaga di jalan.

Pertolongan Allah itu pasti, maka mintalah dan bersabar serta tambahlah ketakwaan. Kalau bukan karena pertolongan Allah, Saya tidak mungkin bisa pulang ke Jawa dan dikelilingi oleh orang baik. 

Tanamlah kebaikan walau sebesar biji sawi agar kita bisa memetiknya. 


Rencana awal Hercules mendarat di Bandara Abdul Rahman Saleh Malang, ternyata ada perubahan jadwal penerbangan dalihkan ke Halim Perdana Kusuma Jakarta.Suami hanya mengantar di Bandara dan tidak bisa ikut karena masih harus jaga kantor. Suami hanya menitipkan Saya,  ke Pak Dadang dan Pak Putut . Katanya.  Manut, kalau nanti di Malang. Insya Allah istri sudah ada keluarga yang jemput. Tapi kalau ke Jakarta, minta tolong hubungi nomer ini." Suamiku memberi kartu nama Om ku yang dinas BPKP di Jakarta.


Selama di pesawat Hercules, Saya nambah kenalan beberapa Bapak-bapak dan Ibu-Ibu yang juga mau eksodus  ke Jawa. Selama perjalanan kami ngobrol sambil menahan kantuk karena beberapa hari kurang tidur. 

Alhamdulillah sampai bandara Halim Perdana Kusuma, Saya sudah dijemput Tante dan sopir. Tante Wik memelukku bahagia sambil brambangi. 

"Mana bawaanmu ? Ada 4 dus Te, itu  di belakang dibawa kurir."

Ekspresi Tante berubah kaget, ternyata Tante hanya bawa mobil sedan. Dan nggak mungkin kardus 4 koli serta koper besar bisa cukup di mobilnya. Kok ya ndilalah, ada Bapak - bapak menawarkan mobilnya dipakai dengan bayaran cukup murah kala  itu. Dan mau antar sampai ke rumah Tante di Bekasi.

Subhanallah. Itulah kisah mendapat rejeki tak terduga yang berkesan bagiku. Mendapatkan rejeki tak terduga karena jalinan silahturahmi dan kebaikan dari orang di sekelilingku.

No comments:

Post a Comment