Pernah Mengalami Nggak Punya Duit



Pernahkah Saya mengalami ngak punya duit ? Pernah . Duit di dompet hanya 100 ribu kudu cukup buat seminggu. Sedangkan saldo di bank sudah limited. Kejadiannya saat Bapak sakit keras. Keadaan Bapak kritis, Saya disuruh lekas pulang. Tapi suami gajian masih dua minggu lagi. Ingin segera pulang namun kondisi keuangan tak memungkinkan. Mau pinjam uang ke saudara atau teman kok rasanya sungkan. Minta suami,juga tak memungkinkan karena saldo suami pun sama limited.

Baca : Rejeki Tak Terduga

Dua hari kemudian Bapak menelepon mau kirim uang, namun Saya tolak secara halus. Padahal Bapak ingin ketemu dengan kedua cucunya, karena 2 kali lebaran tidak mudik.

  Pikiran sesaat kosong, hanya bisa menangis di kamar mandi agar tak terlihat anak-anak. Dan setiap selepas sholat, air mata tak terasa menetes deras saat menengadahkan tangan ke atas. 

Mungkin karena kurang fokus, terlalu memikirkan kondisi Bapak. antara keinginan pulang dan kondisi keuangan tidak sinkron, serta gengsi mau ngutang. Satu sore Saya gendong Ragil sambil jalan kaki menuju salah satu mini market buat beli susu. Sampai di minimarket, saat ke kasir. Ternyata dompet ketinggalan.  Susu dikembalikan, pulang dalam suasana gerimis sambil menggendong Ragi.

Dua hari kemudian, Bapak meninggal. Saat mendapat kabar, Suami baru mau berangkat ke kantor. Sorot mata suami terlihat nanar. Saya pun menangis di pelukannya. Untung otak masih bisa berpikir, karena darurat, Saya lepas cincin di jari manis lalu dibawa ke toko emas sekalian menjemput Afif  di sekolah.

Yang penting ada uang untuk naik bis pulang ke Solo, entahlah nanti mbalik ke Sidoarjo pikir  keri. Alhamdulillah, ketika berangkat, ada tetangga sudah seperti saudara mbeseli amplop. Saya berusaha menolak, karena nggak mau utang budi. Tapi malah dimarahi, jangan menolak rejeki. Anggap ini rejeki dari Allah dengan perantara Saya, ucapnya.  Ketika amplop dibuka berisi uang 500 ribu. Sambil menunggu Papanya noto pakaian di koper, Saya naik sepeda ke mini market beli susu,  persediaan minuman anak-anak  selama di jalan.

Dalam perjalanan, anak Ragil mulai rewel. Saya dan Papanya gantian menggendong, diam ketika digendong sambil berdiri. Takut mengganggu penumpang yang lain, Saya berusaha menghibur dengan mainan kereta api dan mulut selalu bercerita. Sampai anakku lelah dan tidur. Alhamdulillah, rewel hanya sampai di Jombang saja.

Perut mulai bunyi dan terasa perih. Dari pagi lupa belum sempat makan, karena kalut. Makan biskuit Regal bekal anak-anak dua keping. Masih sekitar 2 jam lagi, bis berhenti  di Rumah Makan Duta Ngawi.

 Dalam perjalanan itu Saya merenung, sungguh Allah begitu syang dengan Bapak,hingga mengambilnya uluan hingga tak merasakan rasa sakitnya. Namun dalam hati ada penyesalan, karena belum bisa mempertemukan cucunya sebelum ajal datang. Allah sudah mengatur rejeki buat keluargaku.Tak terasa air mata menetes kembali. 

Semua ada hikmahnya, dengan diberi aku ngalami nggak punya duit, dengan uang pas-pasan, Saya jadi rajin sedekah dan menolong serta nggak tegaan jika melihat orang yang ekonominya kurang.

Hikmah lainnya Saya jadi semakin rajin menelepon Ibu atau keluarga, serta menabung buat lebaran agar bisa bertemu orang tua.

No comments:

Post a Comment