4 Hal Yang Saya Sesalkan Tahun 2020

 


Hari terakhir setoran tulisan, tentang hal yang disesalkan tahun 2020, namun masih kosong aja darftku. Sudah mengingat-ingat sampai sekarang masih samar saja. Apa ya yang Saya sesalkan tahun kemarin ? Perasaan apa yang Saya lakukan sekedar mengalir melakoni hidup yang sudah dijalankan sang dalang kehidupan.

Seperti quote di atas " Tak ada momen yang sia-sia, tak ada kesempatan yang terlewatkan, karena setiap kesempatan dalam kehidupan manusia, memiliki tujuan dalam rencana Allah."

Membaca quote tersebut, Saya merasa waktu kemarin tak ada yang sia-sia. Saya hanya sekedar pelakon dari sang Dalang. Tapi setelah merenung dari pagi tadi dan sempat draft kosong. Pas  stuck, Saya ngomel sendiri di depan layar laptop. Dan ditegur Anak Ragil, "Istighfar, atau beli pentol Kabul sana lho. Biar otak fresh dan nggak gremeng ae."

Berhenti sejenak, uhuiii cling dapat ide . Ada 3 hal yang Saya sesalkan di tahun 2020 kemarin.

1.Tidak Sabaran

Saya kalau mengerjakan sesuatu maupun menghadapi masalah penginnya ndang bar ndang wis. Hasil belakangan. Hal ini berdampak saat Saya menghadapi anak Ragil yang usianya menginjak remaja. Menghadapi anak Ragil ini kudu pinter debat dan memberi alasan yang logis bila tak terpenuhi keinginannnya. Nah Saya kadang spontanitas ngomel-ngomel sok menasehati kalau Dia pulang larut atau menghisap sebatang rokok dengan alasan stress atau mencari ide.

Ternyata mengomelinya dengan nasehat panjang lebar semakin membuat anak Ragil ini membangkang. Dengan gaya bercandanya, Larangan itu ada untuk dilanggar sesekali. Biasanya akan jadi perdebatan panjang. Tapi akhirnya Saya hanya diam membiarkannya sebentar. Daripada aku kebawa marah tak berujung kadang keluar ucapan jelek, malah jadinya nggak baik. Dan cari waktu yang tepat buat nasehatinya lagi secara baik-baik.


2 Gaya Hidup Kurang Sehat

Semakin bertambahnya umur, inginnya mengurangi makanan instan dan gorengan. Tapi apa daya, makanan instan lebih meggiurkan daipada makanan sehat. Sudah tahu kalau terlalu banyak makan gorengan atau makanan pedas pasti langsung batuk cukup lama sekitar sebulan, tapi tetap saja makan los dol. 

Kalau batuk melanda, badan kurang tidur. Akibatnya kurang fokus mengerjakan apa-apa. Memang kok penyesalan itu datangnya belakangan, kalau datangnya lebih awal katanya pendaftaran.

3. Kurang berani mengambil resiko

Saya tipe yang ragu setiap memulai sesuatu, contohnya kemarin banyak tawaran bisnis frozen food dari teman-teman, baidari agenmaupun resseler. Tapi Saya tidak berani mengambil resiko dan setiap tawaran selalu Saya tolak secara halus. Begitu ada customer yang mencari produk yang seuai ditawarkan oleh teman, baru deh meyesal. Apalagi kalau ada tawaran yang lebih murah harganya dan ada beberapa customer datang ke rumah menanyakan produk yang telah saya tolak halus tadi. Rasanya ingin masuk lorong waktu kembali.

Padahal Saya tahu, dalam bisnis harus berani mengambil resiko dan keluar dari zona nyaman. Agar impian dapat tercapai.

4. Belum bisa khatam alquran

Dari sebelum ulan puasa, disemangati Ibuk agar membaca kembali alquran walau ta lancar. Awal-awal bulan Ramadan, masih semangat bahkan bisa sampai juz 22. Eh selepas bulan Ramadan, penyakit malas dan godaan nonton drakor lebih menarik daripada membaca Alquran. Walau setiap Kamis masih membaca surat Yassin, Al Waqiah dan Al-Mulk tapi kok ya mesti tangan serasa tertahan untuk lanjutkan khatam Alquran.

Semakin bertambahnya umur seharusnya lebih mendekatkan diri ke Alquran bukanlah ngedrakor yang dikedepankan. Ketika ditanya Ibuk sudah juz berapa? Baru deh ada penyesalan. Ibuk yang umurnya hampir kepala 7 saja, masih membuka Alquran setiap hari, di tengah kesibukannya jualan bihun goreng. Saya yang lebih muda kok malah belum bisa rutin. semoga sebelum Ramadan tahun ini, bisa khatam Alquran.Aamiin.

Ke empat hal yang Saya sesalkan di tahun 2020 diatas, semoga semakin mendekatkan pada Allah. Dan memperbaiki kesalahan di masa lalu. Tak ada momen yang tak ada tujuan dari Allah. Lakoni ae. Ngalir dan semaki tawadhu.

No comments:

Post a Comment