40 Hari Wafatnya Budhe Sri

 


25 Nopember 2021, memperingati 40 hari Budhe Sri(Kakak ipar Ibu yang pertama). Sengaja datang ke tempat Kakak sepupu untuk ikut mendoakan 40 harinya Budhe. Karena pas beliau wafat, Saya tidak sempat hadir. Hanya turut berduka cita lewat WA saja.

Kemarin sengaja meluncur ke Solo, sekalian sambang Ibukku . Hampir 6 bulan sejak pandemi jarang berkumpul. Kemarin di acara 40 hari juga tamunya terbatas dan pakai masker semua. Hanya saat foto kami lepas masker sebentar. 

Sekarang keluarga Budhe hanya tinggal putra-putrinya. Kemarin tuh kami mengenang semua tentang Budhe Sri.

Yang Saya ingat itu Budhe, piyayinya penuh rencana dan terstruktur banget. Dan kalau lebaran atau natalan selalu bikin lontong.
Budhe Sri itu pendengar yang baik. Kalau ada yang bertamu dan bercerita selalu didengar tanpa menjugde apa pun. Semua penuh rencana dan dicatat.

Kesukaan Budhe Sri, teh panas legi dan kental. Tehnya dulu sukanya campuran antara teh Gardoe dan 999 serta catut. Komposisi kudu pas untuk mendapatkan cita rasa sepet, kentalnya.

Kalau Natalan suka bikin lontong, sambel goreng, opor . Semuanya dimasak sendiri .
Jangan lupa es buahnya. Kalau lebaran selalu ada es buahnya.

Ajarannya itu kalau jadi istri kudu iso ngopeni duit sithik disisihkan dibelikan emas. Kurangi njajan. Njajan seperlunya saja, nggak usah yang mahal.Dolan juga dikurangi, ya iyalah Budhe masa mudanya sudah tuwuk dolan ahahaha...

Paling seneng kalau main ke tempat Budhe itu duduk di gardi ( bangunan dalam rumah yang agak tinggi dibuat melebar buat tempat duduk dan tiduran. Biasanya dilapisi keramik) Jangan lupa kipasnya ya...sambil melihat kebunnpenuh bunga kenanga, anggrek,mangga dan bougemville.

Kemarin rasanya seneng lama tak jumpa dengan putra -putri  Budhe. Rasanya lepas bercerita masa kecil kami sambil mengenang Budhe.

Oiya Budhe ini kalau ada keponakan yang jauh datang selalu diabsen dan semua ingat nama bahkan anak keponakannya semua hapal.

Semalam Saya lepas banget, serasa menemukan kepingan kecil masa lalu yang membuatku tertawa lepas. Melupakan sejenak keriwehan alat dapur dan kebutuhan hidup. Pokok e happy bisa berkumpul dengan beberapa sepupu.

Bahkan seneng banget melihat Om Toni yang selepas operasi sudah sehat.Foto gaya bebas dengan klesotan.

Ah Saya lupa bahwa umur sudah kepala 5. Dibikin asyik saja berkumpul dengan Budhe,Bulik dan Om, bergaya bebas berfoto yang penting bahagia dan bisa tertawa lepas.

Semoga semuanya diberikan kesehatan dan masih bisa bertemu dalam suka cita dan silahturahmi yang indah.

Rasanya kalau kumpul pas ada salah satu keluarga yang meninggal, serasa Saya diingatkan akan amalanku di dunia. Ketika Saya meninggal nanti akan dikenang bagaimana? Apakah amalanku sudah cukup untuk mempersiapkan kematian? Duh kalau sudah begini, rasanya Saya masih merasa belum cukup amalan baikku. Saya merasa masih banyak menyakiti dengan lidahku buat orang terdekat. Belum bisa membahagiakan orang tua. Masih belum bisa dewasa dlam bersikap. Hanya mengedepankan nafsu daripada menahannya.

Sampai kapan diri ini akan seperti itu? Dengan mengingat kematian, semangat memperbaiki diri muncul kembali. Doakan ya Saya bisa konsisten perbaikan diri dalam ucapan dan sikap. Serta lebih banyak mendekatkan diri kepasa Allah. Pasrah sumarah dengan ikhlas tanpa banyak keluh kesah. Dan semoga bisa bermanfaat dan membahagiakan sekitar.

Akhir kalimat semoga Budhe Sri  diampuni dosanya dan damai di surga. Keluarga kita tetap guyup rukun saklawase.


2 comments:

  1. Tulisan yang bagus,
    Bisa dijadikan ingatan kenangan at as ibuku.......

    ReplyDelete
  2. Terima kasih Mbak.Sudah mampir

    ReplyDelete