Sepenggal Kisah "Nasi Sudah Jadi Bubur"

 

Nasi Sudah Jadi Bubur
Bibit Keladi 

Saat mengambil keputusan, seringnya Saya terburu-buru. Ndang mari  ndang wis.(Biar cepat selesai dan nggak kepikiran lagi).  Kurang sabaran dan tak memikirkan efek samping yang  Saya perbuat di kemudian hari, penyesalanlah datang belakangan. Seperti baru-baru ini beli tanaman keladi via online shop. Langsung transaksi tanpa melihat  harga toko yang lain. Ternyata harga di toko lain lebih murah, ngecek toko lain selepas check out. Ya begitulah jadinya. Masih ketambahan begitu terima baby keladi, ternyata kecil banget. Beli 3, yang satunya hanya satu daun tanpa umbi dan daunnya patah pula. 

Saking buru-buru ingin  lihat, dengan harga 70 ribu dapat 3 keladi baby, selepas buka packing dan mau pindahkan ke pot, ealah satu daun patah dan itu pun daun yang kecil. Gara -gara melepas penutup dus kurang hati-hati, kesenggol tangan dan dus.  Nasi telah jadi bubur ibaratnya. 

Seandainya kemarin, tidak buru-buru check out dan melihat harga tanaman lewat IG atau toko lain pasti dapat lebih murah. Kalimat ini seharian terngiang di kepala, membuat bete dan males ngapa -ngapain. Karena bete jadi gampang meledak amarahku, dengar suara musik kencang dari HP saja langsung muring-muring. 
Sampai anak-anak ngeledek, "Mama habis kesambet opo sih ? Sudahlah diopeni saja yang sudah terbeli. Nggak usah ngamuk. Ngamuk nggak akan menyelesaikan masalah Dan habisin energi."

Mak deg, seperti diingatkan oleh anak-anak. Jadi malu dengan diri sendiri, tak ikhlas menerima apa yang sudah terjadi. Daripada menyesali apa yang sudah terjadi, yo wis lah  ngopeni tanaman buat hiburan. 

Kalau nasi sudah jadi bubur, bukankah biar enak bubur itu ditambah dengan ayam, kecap atau sambel goreng tumpang. Atau dijadikan bubur menado . Menyesal terus-menerus membuat hidup ampang, marah tak ujung dan tak ada penyelesaian. Biar bubur lebih enak, yuk mari sayang - sayangan dengan tanaman buat mengalihkan energi yang sudah terkuras secara sia-sia.

Ketika sesuatu sudah terjadi dan tak sesuai dengan harapan, jangan sampai  membuat semangat ikut ngedrop. Lebih baik menerima apa yang sudah terjadi dengan ikhlas. Walau kadang ikhlas mudah diucapkan namun susah dijalankan. Namun pelan-pelan  Saya tak mau masalah kecil menjadi gangguan kebahagiaan seisi rumah.


Maka saya sebaiknya :

Menerima

Sifat menerima atau legowo ketika apa yang diharapkan tak sesuai keinginan itu gampang susah bagi Saya. Namun seiring bertambahnya umur, pelan-pelan bisa. Dari kejadian di atas, akhirnya  buang penyesalan dengan merawatnya .  Keladi Saya tanam di  2 pot kecil dengan media tanam kompos, sekam bakar, serta tanah. Baru 2 hari satu daun mulai layu. Tetap saya siram dengan air cucian beras. dan memberi pupuk bekas teh celup.

Alhamdulillah, dengan menerima, perasaan jadi lapang dan lega, Anak-anak tak melihat Mamanya uring-uringan. dan mulai ada tertawa di dalam rumah dengan candaan receh. Anak-anak pun memberikan senyum setiap hari. aura rumah jadi happy bukan aura panas. hehehe...

Sekarang daun keladi yang layu sudah tergantikan dengan munculnya tunas baru. Begitulah lihat perkembangan tunas keladi seakan penyesalan sudah sirna, Tergantikan rasa deg-degan menunggu daunnya subur, meninggi. sambil menebak keladi jenis apakah yang Saya beli ?

Kelola Emosi Ketika Menerima Masalah


Masalah datang, seperti patahnya daun karena kecerobohan Saya sendiri. Membuat Saya lebih instrospeksi ke dalam. Jadi perempuan sing alus, nggak usah grusa-grusu. Ibaratnya nasi sudah jadi bubur itu akan lebih enak bila ditambahi kecap, tambahi sambel pedes. Nggak usah makan bubur yang lagi mendidih dan panas. Tunggu sebentar agak dingin, nikmatilah sesendok demi sesendok dan tiap kecapan. 

Masalah kecil kalau Saya ingin segera selesaikan hasilnya akan berbalik kepada Saya. Bagaikan makan bubur panas bikin lidah mlonyoh. Balik kembali ke tanaman yang patah daunnya. Walau tanaman sudah mati, ikhlas saja, Masih ada 2 bibit bayi keladi yang siap dirawat buat penghiburan hati. Yang sudah layu dan mati tak akan kembali. Mendingan  merawat yang sudah ada, nunggu besar. Kalau sudah besar dan bagus, dijual akan jadi pundi-pundi uang. Nanti hasil penjualan bisa dibelikan jenis keladi jenis lain untuk menambah koleksi.

Nggak usah marah-marah dan ngomel sendiri, daripada ditiru anak-anak.Tenangkan hati, tenangkan pikiran, ambil napas panjang buang pelan-pelan. Jadikan nasi jadi bubur itu  istimewa. Kelola emosi ketika masalah datang menghampiri, daripada muni-muni jadi merugikan diri sendiri. Jadikan bubur istimewa ketika masalah melanda. Karena semua akan indah pada waktunya.

Kelola penyesalan menjadi satu berkah dan hikmah. Hingga berakhir mengucapkan alhamdulillah. 


No comments:

Post a Comment